Sebelum Meninggal, PDP Covid-19 Sempat Dirawat di Ruang Pasien Umum
Jubir yang akrab disapa SAG ini menjelaskan, awalnya PDP berinisial EY itu didiagnosa sebagai penderita infeksi empedu. Tim medis di RSUDZA merencanakan untuk melakukan tindakan operasi, namun belakangan terdeteksi pneuomonia akut seperti serangan virus Corona.
SAG menambahkan, saat persiapan operasi dan pemeriksaan foto thorak, tim medis menemukan pneumonia akut mirip penderita Covid-19.
Setelah didalami lebih lanjut, terungkap EY memiliki riwayat perjalanan ke Malaysia, 13 hari sebelumnya. Tanpa informasi kepada petugas medis bahwa EY baru tiba dari daerah penularan virus Corona, maka ia ditangani sebagaimana pasien gangguan empedu lainnya.
“Informasi dari pihak RSUDZA, EY selama ini sudah sering berobat, sehingga petugas tak menaruh curiga,” kata SAG.
Belajar dari kasus PDP berinisial EY ini, SAG mengimbau masyarakat, terutama pasien dan keluarga pasien untuk menyampaikan informasi tentang riwayat pasien secara detil kepada tenaga medis yang merawatnya.
“Kita tentunya berharap EY bukan PDP yang positif terinfeksi Covid-19. Sebab, bila pemeriksaan swab-nya dari laboratorium di Balitbangkes Jakarta hasilnya positif, maka akan banyak sekali petugas medis di RSUDZA yang harus dikarantina selama 14 hari,” urai SAG.
Lebih lanjut Saifullah menyampaikan, terhadap PDP berinisial EY, yang meninggal dunia Rabu (25/3) sore di RICU RSUDZA, hingga kini belum dapat disimpulkan sebagai pasien positif terinfeksi Covid-19, karena belum ada hasil pemeriksaan swab dari laboratorium Balitbang Kemenkes RI di Jakarta.
“Hingga saat ini EY meninggal karena gagal nafas akibat pneumonia akut. Tapi karena dicurigai serangan virus Corona, maka jasadnya tetap dipelakukan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) pasien Covid-19, tapi statusnya masih PDP,” papar SAG.
Selanjutnya SAG mengatakan, dalam situasi seperti saat ini, bantu petugas medis dengan informasi yang selengkap- lengkapnya kepada petugas, dan tidak ada yang disembunyikan untuk kebaikan bersama.
ODP Bertambah 10 Orang
Sementara itu, terkait dengan penanganan Covid-19 di Aceh, Saifullah juga menerangkan, hingga Kamis (26/3) malam, terjadi penambahan Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 10 orang. Jika pads Rabu (25/3) jumlah ODP di Aceh sebanyak 216 orang, maka kini bertambag menjadi 226 orang.