JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Arifin Tasrif mempertimbangkan untuk membangun kilang gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) baru di sekitaran Aceh.
Pikiran itu disampaikan Arifin untuk mengantisipasi pasokan gas berlebih yang mungkin muncul dari onstream sejumlah lapangan di portofolio Laut Andaman, lepas pantai Aceh nantinya.
“[Potensi] 11 triliun kaki kubik kan gede kita pikir juga untuk bangun LNG di sana,” kata Arifin Tasrif, dikutip dari Bisnis.com, Sabtu (6/1/2024).
Menurut Arifin, fasilitas kilang LNG Arun yang saat ini ada di Aceh tidak dapat dimanfaatkan untuk menyerap potensi gas yang terbilang besar.
Dengan demikian, dia menggarisbawahi, pembangunan fasilitas kilang anyar diperlukan. “[Fasilitas kilang LNG Arun] kan sudah ‘busuk’ semua, kayaknya nggak bisa dipakai itu,” kata dia.
Seperti diketahui, duet Harbour Energy & Mubadala Energy berhasil mengidentifikasi temuan potensi gas yang signifikan di Andaman II dan South Andaman, yang menjadi bagian dari portofolio Laut Andaman tersebut.
Anak usaha Harbour Energy, Premier Oil berhasil mengidentifikasi tambahan sumber daya kontigen (2C) 80 juta barel setara minyak (MMboe) dan potensi gas (multi-TCF play) yang signifikan pada Wilayah Kerja (WK) Andaman II pada 2022.
Kementerian ESDM memperkirakan potensi sumber daya gas di blok migas itu berada di sekitaran 5 triliun kaki kubik (Tcf) sampai dengan 6 Tcf.
Selanjutnya, pada akhir 2023, Mubadala Energy berhasil menemukan potensi sumber daya gas 6 Tcf pada kegiatan eksplorasi Sumur Layaran-1 Blok South Andaman, sekitar 100 kilometer lepas pantai Sumatera Bagian Utara di Aceh.
Di sumur tersebut ditemukan kolom gas dengan ketebalan lebih dari 230 meter di oligocene sandstone reservoir. Akuisisi data lengkap termasuk wireline, coring, sampling dan production test (DST) telah dilakukan.
Sumur dengan sukses mengalirkan kualitas gas yang sangat baik dengan kapasitas 30 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).
Berdasarkan laporan dari Mubadala Energy (South Andaman) RSC LTD yang menyatakan bahwa dari temuan sumur Layaran-1 memiliki potensi mencapai 6 Tcf gas-in-place, maka penemuan ini bisa melebihi dari penemuan sumur Geng North-1, cekungan Kutai dan masuk ke dalam tiga besar dunia.
Lewat potensi dua lapangan itu, Arifin mengatakan, kementeriannya juga tengah mengejar pengerjaan transmisi pipa gas bumi lanjutan ruas Dumai-Sei Mangke di Sumatera bagian utara.
Ruas pipa itu rencanannya akan dibiayai sepenuhnya lewat anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dengan skema kontrak tahun jamak atau multi years contract.
Nantinya infrastruktur pipa gas akan terhubung dari Jawa Timur sampai Sumatra Utara.
“Tahun ini kita mulai, 2027 harus sudah selesai Dumai-Sei Mangke 400 kilometer lagi, kalau ada gas itu, selain untuk pupuk dan petrokimia di Lhokseumawe kita tarik juga ke bawah,” kata dia. (IA)