Infoaceh.net, BANDA ACEH — Jumlah aset PT Bank Syariah Indonesia (BSI) di Provinsi Aceh saat ini tercatat mencapai Rp 20,54 triliun.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama BSI Hery Gunardi pada peresmian Gedung Landmark BSI Aceh, oleh Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin di Banda Aceh, Kamis (30/5).
Gedung ini terdiri dari 10 lantai dengan tinggi 46,6 meter yang memiliki ruang terbuka hijau dan pemanfaatan material hardscape ramah lingkungan dan mengoptimalkan penyerapan air pada lahan yang tersedia.
Hery menjelaskan kinerja BSI Aceh secara tahunan. Aset BSI di Aceh tumbuh 12,49% menjadi Rp 20,54 triliun. Per posisi Maret 2024 yakni penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 16,70 Triliun.
Kemudian penyaluran pembiayaan Rp 19,79 triliun tumbuh 13,47% year on year dengan kualitas pembiayaan yang sehat dengan non perfoming finance (NPF) pada posisi 1,90%.
Per Maret 2024, nasabah UMKM BSI di Aceh mencapai 108.029 nasabah dengan total penyaluran pembiayaan UMKM sebesar Rp 8,43 triliun.
BSI terus mengoptimalkan layanan sesuai kebutuhan masyarakat Aceh terutama dalam hal percepatan ekonomi, sosial dan pariwisata.
Adapun kantor cabang BSI di Aceh berjumlah 160 kantor cabang yang tersebar hingga kabupaten.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, “Kami akan hadir selamanya di Aceh dan menunjukkan komitmen jangka panjang dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Aceh.”
“Gedung Landmark BSI Aceh ini adalah gedung bank syariah pertama yang mengunakan konsep green building sebagai implementasi praktik environmental, social, and governance (ESG). Sekitar 30% kebutuhan energi disupply dari solar panel dan juga melakukan pengelolaan air limbah secara baik,” ujar Hery.
Desa Binaan Suport Nilam dan Kopi Aceh
Setelah peresmian Gedung Landmark BSI Aceh, Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan Direktur Utama BSI Hery Gunardi dan Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah meninjau showcase desa binaan dan UMKM BSI serta meninjau layanan operasional cabang BSI di banking hall.
Bersamaan dengan launching Gedung Landmark BSI Aceh, Wakil Presiden juga meresmikan dua Desa Binaan BSI Klaster Nilam dan Kopi. Klaster Perkebunan kopi di Desa Gegerung dapat menghasilkan panen sebesar 69 ton dengan lahan seluas 30 Ha, dan jumlah mitra sebanyak 600 jiwa.
Sementara klaster Perkebunan nilam di Desa Blang Mee mampu menghasilkan 4.199 kg panen daun kering dan 102 kg sulingan minyak, dengan lahan pada tahap 1 seluas 6,6 Ha dari 20 Ha lahan yang direncanakan. Desa binaan ini memiliki mitra sebanyak 365 jiwa.
“Desa binaan diharapkan membantu meningkatkan ekonomi di desa dan memberikan kesejahteraan yang lebih luas pada masyarakat Aceh,” kata Ma’ruf.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan kopi dan nilam adalah produk unggulan Aceh yang memiliki kualitas terbaik untuk dipasarkan ke mancanegara. Karenanya BSI ingin agar kedua produk tersebut dapat memenuhi permintaan pasar dalam negeri serta pasar global.
“Nilam Aceh ini merupakan salah satu yang terbaik namun angka produksinya mulai berkurang, karenanya BSI ingin memfasilitasi para petani nilam untuk bangkit dan mengembangkan nilam sehingga memberikan manfaat ekonomi yang lebih optimal, sedangkan kopi gayo yang merupakan kopi andalan dari Aceh harus ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya sehingga dapat memenuhi permintaan pasar lokal maupun pasar global sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani kopi,” kata Hery.
Desa binaan BSI merupakan program kolaborasi dengan BSI Maslahat untuk memfasilitasi pendampingan intensif, baik dalam aspek budidaya, peningkatan kapasitas dan penguatan kelembagaan petani, maupun pemasaran serta memfasilitasi bantuan modal usaha untuk pengembangan Kopi dan Nilam. (MUS)
Editor:
Muhammad Saman