INFOACEH.NET, KINABALU – Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas Peternakan (Disnak) Aceh, Hendra Saputra, sang Inventor Mesin Press Jerami Portabel, berhasil meraih gelar Asean Engineer Register (AER) atau biasa disingkat ASEAN Engineer (ASEAN Eng).
Medali dan sertifikat diserahkan langsung kepada Hendra oleh AER Head Commissioner Ir Simon Yeong Chin Chaw, pada Conference of the Asean Federation Engineer Organization (AFEO), di Sabah Internasional Convention Center, Kota Kinabalu Malaysia, Rabu (23/10/2024).
Sebagaimana diketahui, Hendra Saputra merupakan inventor Mesin Press Jerami Portabel. Saat ini, inovasinya telah diakui secara nasional dengan terbitnya HAKI dari Dirjen Kekayaan Intelektual Kemenkumham RI.
Selain itu, Hendra juga merupakan inventor Visual Inseminasi Buatan-Hendra (VIB-H). Alat inovasi Hendra ini memanfaatkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligent (AI).
Dengan VIB-H, proses inseminasi buatan akan lebih terjaga akurasinya karena alat yang digunakan akan terpantau melalui gawai yang sudah diinstal aplikasi VIB-H. Saat ini, VIB-H masih menunggu sertifikat HAKI dari Kemenkumham RI.
Hendra berharap, gelar ASEAN Eng yang disandangnya kini akan memotivasi dirinya untuk terus berbuat yang terbaik demi kemajuan sektor peternakan di Aceh dan Indonesia secara secara lebih luas.
“Alhamdulillah, insya Allah gelar ini akan menjadi motivasi bagi saya untuk bekerja dan melakukan yang terbaik, khususnya di bidang peternakan. Terima kasih kami sampaikan kepada Pak Pj Gubernur dan Pak Kadisnak Aceh atas bimbingan dan dorongan yang diberikan. Terima kasih juga kepada keluarga tercinta atas segala dukungannya selama ini,” pungkas Hendra.
Hendra Saputra yang menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Andalas Sumatera Barat itu, kini bergelar lengkap, Dr Ir Hendra Saputra SPt MM IPU ASEAN Eng.
Hendra saat ini menjabat sebagai Kepala UPTD Inseminasi Buatan dan Inkubator Dinas Peternakan Aceh di Saree. Pria berkacamata ini merupakan putra kelahiran Aceh Besar. Hendra muda menyelesaikan pendidikan Strata 1 dan S-2 di Institut Pertanian Bogor.
Kadis Peternakan Aceh Zalsufran mengapresiasi keberhasilan Hendra mendapatkan gelar prestisius tersebut.
“Selamat kepada Pak Hendra yang telah berhasil meraih gelar ASEAN Eng. Ini merupakan sebuah gelar prestisius yang membuktikan ketekunan, keuletan dan dedikasi seseorang pada disiplin ilmunya,” ujar Zalsufran.
Apresiasi yang disampaikan Kadisnak Aceh itu tentu tak berlebihan. Sebagaimana diketahui, untuk kalangan kampus mungkin gelar ini sudah cukup banyak disandang para dosen dan guru besar.
Namun untuk ASN di Aceh, tentu masih sangat sedikit yang menyandang gelar ini.
Untuk diketahui bersama, ASEAN Eng. merupakan gelar teknik yang bersertifikasi di lingkup negara-negara ASEAN. Gelar yang diterbitkan AFEO ini hanya bisa diberikan kepada Insinyur Profesional yang bersertifikasi Insinyur Profesional Madya (IPM) dan Insinyur Profesional Utama (IPU).
ASEAN Eng merupakan sertifikat teregistrasi yang merupakan bentuk pengakuan Insinyur Profesional timbal balik atau Mutual Recognition Agreement (MRA) antar negara anggota AFEO dan berlaku selamanya.
Untuk memperoleh sertifikat dan gelar ASEAN Engineer Register ini, pemegang Sertifikat Kompetensi Insinyur Profesional (SKIP) kualifikasi IPM/IPU harus mengajukan aplikasi.
ASEAN Engineering ini diberikan oleh ASEAN Federation of Engineering Organization (AFEO) kepada para Insinyur yang telah menyelesaikan pendidikan dan pelatihan (diklat) serta pengisian Porto Folio keinsinyuran
Seseorang yang telah bergelar ASEAN Eng akan mendapatkan keleluasaan dan mobilitas yang tinggi untuk bekerja di negara-negara anggota ASEAN serta menjalin kerja sama dengan negara-negara lain yang bekerja sama dengan negara-negara Asean.