Kepala Badan Pusat Statistik Aceh, Ihsanurijal
Banda Aceh —-Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan minyak dan gas (migas) triwulan I-2020 terhadap triwulan I-2019 tumbuh sebesar 3,17 persen (y-on-y) melambat dibanding capaian triwulan I-2019 sebesar 3,88 persen.
Sementara pertumbuhan y-on-y triwulan I-2020 tanpa memperhitungkan migas adalah sebesar 4,26 persen lebih tinggi dibanding capaian
triwulan I-2019 sebesar 3,88 persen.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas triwulan I-2020 bila dibandingkan triwulan IV-2019 (q-to-q) mengalami penurunan sebesar 4,55 persen. Sementara q-to-q tanpa migas juga mengalami
penurunan sebesar 4,02 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Ihsanurijal menjelaskan, penurunan pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan I-2020 terhadap triwulan IV-2019 disebabkan oleh penurunan pertumbuhan
pada beberapa lapangan usaha yang memiliki kontribusi besar.
Seperti administrasi pemerintah
turun sebesar 18,15 persen, diikuti oleh pengadaan air turun sebesar 15,93 persen, konstruksi turun sebesar 14,43 persen, jasa pendidikan turun sebesar 10,78 persen, industri pengolahan turun
sebesar 10,77 persen dan beberapa lapangan usaha lainnya.
Sedangkan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan diantaranya pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh sebesar 5,19 persen, pengadaan listrik dan gas tumbuh sebesar 3,52 persen; informasi dan komunikasi tumbuh sebesar 7,28 persen serta real estate tumbuh sebesar 0,76 persen.
“Namun, adanya pertumbuhan beberapa lapangan usaha tersebut tidak cukup untuk menahan terjadinya penurunan pertumbuhan,” ujar Ihsanurijal, di Banda Aceh, Selasa (5/5).
Dijelaskannya, struktur perekonomian Aceh menurut lapangan usaha Triwulan I-2020 masih didominasi lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan (32 persen), perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil, sepeda motor (14,56 persen), kontruksi (10,32 persen), dan administrasi pemerintahan (9,32 persen).
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Aceh Triwulan I-2020 terhadap Triwulan I-2019
(y-on-y) mencapai 3,17 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen ekspor luar negeri sebesar 42,31 persen, yang diikuti oleh komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 9,40 persen.
Komponen impor luar negeri sebesar 8,39 persen, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 6,26 persen, dan pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 4,74 persen.
Sementara itu, komponen konsumsi LNPRT mengalami penurunan sebesar 3,16 persen.
Berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan I-2020 (y on y), komponen Pembentukan
Modal Tetap Bruto (PMTB) merupakan komponen dengan sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 2,98 persen, diikuti dengan komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 2,70 persen, komponen ekspor luar negeri sebesar 1,22 persen, komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 0,64 persen.
Sementara itu, sumber pertumbuhan negatif berasal dari komponen impor luar negeri sebesar 0,09 dan komponen pengeluaran konsumsi LNPRT (Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga) sebesar 0,07
Struktur PDRB Aceh menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2020 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Aktivitas permintaan akhir terhadap barang dan jasa didominasi oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mencakup lebih dari separuh PDRB yaitu sekitar 64,97 persen.
Komponen lain yang berkontribusi besar adalah komponen PMTB sebesar 37,15 persen dan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 13,64 persen. Sedangkan komponen pengeluaran konsumsi LNPRT, ekspor luar negeri dan impor luar negeri relatif kecil yaitu di bawah 5 persen. Sementara itu, komponen perubahan inventori dan net ekspor antardaerah berkontribusi
negatif.
“Perekonomian Aceh Triwulan I 2020 yang diukur berdasarkan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
berlaku mencapai Rp 41,26 triliun atau sebesar US$2,90 miliar.
Sementara itu PDRB tanpa migas adalah sebesar Rp 40,18
triliun atau sebesar US$2,82 milliar,” jelas Ihsanurijal
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Sumatera pada Triwulan I-2020 tumbuh sebesar 3,25 persen dibandingkan Triwulan I-2019 (y on y). Berdasarkan wilayah regional Sumatera, Sumatera Selatan merupakan provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi yaitu sebesar 4,98 persen sedangkan Kepulauan Bangka Belitung mengalami pertumbuhan ekonomi terendah yaitu sebesar 1,35 persen pada triwulan I-2020.
Pertumbuhan ekonomi Aceh berada pada peringkat ke-14 dari 34 provinsi di Indonesia dan peringkat ke-5 di pulau Sumatera
“Jika ditinjau berdasarkan kontribusi dari masing-masing PDRB Provinsi di wilayah regional Sumatera, Sumatera Utara dan Riau merupakan
provinsi dengan kontribusi tertinggi yaitu masing-masing sebesar 23,97 persen dan 22,08 persen. Kontribusi terkecil terhadap PDRB Sumatera adalah Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 2,14 persen. Sementara Aceh memberikan kontribusi sebesar 4,77 persen terhadap PDRB
Sumatera pada triwulan I 2020 di peringkat ke-8,” pungkasnya. (m)