Infoaceh.net, BANDA ACEH – Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA dinilai sejumlah kalangan ngotot ingin terus melanjutkan proses seleksi Calon Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA).
Meskipun Komisi Pengawas (Komwas) BPMA Muzakir Manaf atau Mualem yang juga Gubernur Aceh terpilih sudah meminta Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA untuk menunda pemilihan kepala BPMA yang telah dilakukan proses seleksi oleh pansel bentukan Pemerintah Aceh.
Selain itu, Anggota DPR RI M Nasir Djamil juga menilai Pj Gubernur Safrizal tidak taat aturan jika terus melanjutkan proses
Namun, Pj Gubernur Safrizal justru menilai tidak ada yang salah dengan proses seleksi Calon Kepala BPMA yang sedang berlangsung saat ini.
“Jika ada yang menilai salah proses seleksi itu, lalu salahnya dimana,” kata Pj Gubernur Safrizal ZA, Jum’at sore (27/12) merespons terjadinya polemik dalam proses seleksi calon Kepala BPMA saat ini .
Berikut penjelasan Pj Gubernur Safrizal ZA tentang kronologis proses seleksi Kepala BPMA
Berawal dari surat nomor 500/8201, perihal usulan pemberhentian dan pengangkatan Kepala BPMA yang ditandatangani oleh Pj Gubernur Bustami Hamzah tanggal 17 Juli 2024, dengan tembusan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI.
Pada surat itu disebutkan, berdasarkan ketentuan Pasal 25 ayat (1) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Bersama Sumber Daya Alam Minyak dan Gas Bumi di Aceh, menyebutkan bahwa Kepala BPMA diangkat dan diberhentikan oleh Menteri berdasarkan usulan Gubernur dan Pasal 29 ayat (1).
Bahwa Menteri ESDM dapat memberhentikan Kepala BPMA atas usul Gubernur, untuk itu Pj Gubernur Bustami bermaksud mengusulkan pemberhentian Kepala BPMA kepada Bapak Menteri sebelum berakhir masa jabatan dan pengangkatan Kepala BPMA.
“Dapat kami sampaikan bahwa Saudara Teuku Mohamad Faisal dilantik sebagai Kepala BPMA tanggal 25 November 2019 oleh Menteri ESDM di Jakarta dan selama ini yang bersangkutan kurang koordinasi, komunikatif dan bersinergi dengan Pemerintah Aceh sehingga sangat sulit memperoleh informasi terkait pengelolaan sumber daya alam migas di Aceh,” tulis Bustami Hamzah dalam suratnya.
“Berkenaan hal tersebut di atas, menurut penilaian kami yang bersangkutan tidak cakap dalam melaksanakan tugas dan fungsinya serta melakukan perbuatan atau sikap yang merugikan BPMA dan/atau Pemerintah dan Pemerintah Aceh sebagaimana ketentuan Pasal 29 ayat (1) huruf d dan huruf e PP Nomor 23 Tahun 2015,”lanjutnya.
“Untuk itu kami mengusulkan kepada Bapak Menteri agar berkenan memberhentikan Saudara Teuku Mohamad Faisal sebagai Kepala BPMA. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi BPMA, berdasarkan ketentuan Pasal 25 ayat (2) PP Nomor 23 Tahun 2015, kami mengusulkan calon Kepala BPMA kepada Bapak Menteri agar berkenan menetapkan sebagai Kepala BPMA yaitu Erwanto dan Ridwansyah,” dikutip dalam surat yang ditandatanggani Bustami Hamzah.
Kemudian terjadi pergantian Pj Gubernur Aceh dari Bustami Hamzah kepada Safrizal ZA pada 22 Agustus 2024.
Di masa pemerintahan Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA, ia menyurati Menteri ESDM, dengan nomor surat 500/13676, tertanggal 7 November 2024, untuk penundaan pengangkatan kepala BPMA.
“Sehubungan surat Pj Gubernur Aceh Nomor 500/8201 tanggal 17 Juli 2024 perihal Usulan Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala BPMA, dapat kami sampaikan bahwa usulan tersebut yang disampaikan kepada Bapak Menteri tidak melalui proses seleksi terbuka dan kami khawatir akan terjadi gejolak dalam masyarakat karena tidak sesuai dengan ketentuan PP Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Bersama Sumber Daya Alam Minyak dan Gas Bumi di Aceh,” tulis Pj Gubernur Safrizal ZA dalam surat ke Menteri ESDM.
Dalam surat itu, Safrizal menulis berkenaan hal di atas, kami mohon kiranya Bapak Menteri ESDM berkenan menunda proses pengangkatan Kepala BPMA tersebut dan kami segera akan melakukan pengumuman seleksi terbuka untuk jabatan dimaksud.
“Hasil seleksi terbuka calon Kepala BPMA akan kami usulkan kembali kepada Bapak Menteri berdasarkan ketentuan Pasal 25 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2015, yang menyebutkan Kepala BPMA diangkat dan diberhentikan oleh Menteri berdasarkan usulan Gubernur,” demikian dikutip dari surat Pj Gubernur Safrizal ZA.
Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA juga kembali menyurati Menteri ESDM mengusulkan perpanjangan masa jabatan kepala BPMA.
Surat Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA dengan nomor 500/13964 kepada Menteri ESDM
“Kami beritahukan bahwa Teuku Mohamad Faisal, Kepala Badan Pengelola Migas Aceh yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 232 K/73/MEM.S/2019 tentang Persetujuan Penugasan Teuku Mohamad Faisal sebagai Kepala BPMA, akan berakhir masa tugasnya pada tanggal 25 November 2024 dan sesuai ketentuan PP Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Bersama Sumber Daya Alam Minyak dan Gas Bumi di Aceh.
Kami sedang melakukan proses seleksi terbuka untuk menjaring calon Kepala BPMA yang nantinya akan kami sampaikan kepada Bapak Menteri untuk ditetapkan,” dikutip dalam surat tersebut.
Berkenaan hal di atas, mengingat proses seleksi terbuka tersebut diperkirakan akan melewati 25 November 2024, maka berdasarkan ketentuan Pasal 25 ayat (6) PP Nomor 23 Tahun 2015, Pj Gubernur Safrizal mengharapkan kiranya Menteri ESDM berkenan memperpanjang masa jabatan Teuku Mohamad Faisal sebagai Kepala BPMA sampai dengan ditetapkannya pejabat definitif Kepala BPMA.
Hal itu disampaikan Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA dalam suratnya Nomor: 500/13974 tanggal 12 November 2024 telah mengusulkan kepada Menteri ESDM untuk perpanjangan masa jabatan Kepala BPMA Teuku Mohamad Faisal selama satu tahun ke depan.
Kemudian, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memperpanjang masa jabatan Teuku Mohamad Faisal sebagai Kepala BPMA yang telah berakhir.
Perpanjangan masa jabatan tersebut terjadi di tengah sedang berlangsungnya proses seleksi Kepala BPMA oleh Tim Seleksi Pemerintah Aceh yang diketuai Plt. Sekda Muhammad Diwarsyah.
Masa jabatan Teuku Mohamad Faisal diperpanjang berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri ESDM Nomor: 304.K/KP.05/MEM.S/2024 tentang Pemberhentian dan Perpanjangan Jabatan Kepala Badan Pengelola Migas Aceh Tertanggal 25 November 2024 yang ditandatangani oleh Bahlil Lahadalia.
Pada poin kesatu, Keputusan Menteri ESDM tersebut memberhentikan dengan hormat dari jabatannya Teuku Mohamad Faisal sebagai Kepala Badan Pengelola Migas Aceh terhitung mulai tanggal 24 November 2024, disertai ucapan terima kasih atas pengabdian dan jasa-jasanya selama memangku jabatan tersebut.
Poin kedua, mengangkat dengan hormat dari jabatannya Teuku Mohamad Faisal sebagai Kepala Badan Pengelola Migas Aceh terhitung mulai tanggal 25 November 2024.