Gaji Karyawan Gojek Tembus Rp60 Juta, Driver Cuma Rp3 Juta: Ketimpangan yang Terlalu Nyata
-
Rp1 juta – Rp2 juta per bulan untuk mitra paruh waktu
-
Rp3 juta – Rp5 juta per bulan untuk mitra penuh waktu di area dengan permintaan tinggi
Jika dirata-ratakan, penghasilan harian mitra Gojek aktif berkisar antara Rp100.000 – Rp200.000, tergantung dari jumlah order yang diselesaikan.
Namun, di sinilah terlihat jurang yang lebar antara mitra driver dan karyawan tetap. Sebagai contoh, seorang pegawai call center Gojek bisa mendapatkan Rp3,1 juta per bulan dengan jam kerja dan kondisi kerja yang stabil. Sementara itu, mitra driver yang bekerja di lapangan dengan paparan risiko tinggi hanya memperoleh Rp2 juta hingga Rp3 juta per bulan—tanpa tunjangan atau jaminan sosial.
Untuk posisi strategis seperti engineer atau manajer, gaji bisa mencapai Rp60 juta per bulan, yang tentu sangat jauh jika dibandingkan dengan penghasilan rata-rata mitra driver.
Tak sedikit yang menilai bahwa penghasilan mitra tidak selalu mencerminkan tingkat kerja keras dan risiko yang mereka hadapi setiap hari di jalan.
Mengapa Perbedaan Ini Terjadi?
Perbedaan struktur kerja menjadi faktor utama. Mitra driver Gojek bukanlah karyawan tetap, melainkan pekerja independen yang tidak terikat kontrak kerja formal.
Mereka tidak mendapatkan gaji bulanan, tunjangan kesehatan, cuti tahunan, ataupun fasilitas lainnya yang dinikmati oleh karyawan tetap. Bahkan seluruh biaya operasional, seperti bensin, perawatan kendaraan, dan risiko kecelakaan ditanggung sendiri.
Meski begitu, status kemitraan ini juga memberikan keleluasaan bagi mitra untuk mengatur jam kerja mereka sendiri, sesuatu yang kerap dianggap sebagai nilai tambah dalam fleksibilitas.
Namun tetap saja, ketimpangan pendapatan ini menjadi perhatian tersendiri dalam diskusi soal keadilan ekonomi digital di Indonesia.