BANDA ACEH – Jumlah kuota BBM Biosolar bersubsidi untuk Aceh pada tahun 2023 sebanyak 370 ribu kilo liter (KL).
Jumlah tersebut turun atau berkurang jika dibandingkan dengan kuota BBM Bio Solar Aceh pada tahun 2022, yakni sebanyak 410 ribu kilo liter.
Sementara untuk BBM Pertalite, Aceh mendapat penambahan kuota pada tahun 2023 yakni menjadi 602 ribu kilo liter.
Jumlah ini meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 545 ribu kilo liter di tahun 2022.
Informasi kuota BBM bersubsidi tahun 2023 untuk Aceh tersebut disampaikan oleh Sales Area Manager Aceh PT Pertamina Patra Niaga, Arwin Agustri Nugraha.
“Kota BBM untuk Aceh sudah keluar, sesuai penugasan dari BPH Migas dimana untuk tahun 2023, Aceh mendapatkan kuota BBM Bio Solar sebanyak 370 ribu kilo liter. Sementara kuota BBM Pertalite untuk Aceh pada tahun 2023 sebanyak 602 ribu kilo liter,” ujar Arwin Agustri Nugraha, Jum’at (23/6).
Menyusul berkurangnya kuota BBM Biosolar bersubsidi tersebut, antrean panjang terlihat di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Aceh beberapa pekan terakhir.
Penyebabnya karena kuota Biosolar tahun ini turun 8 persen dibandingkan realisasi pada tah7n 2022.
Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Aceh:Nahrawi Noerdin mengatakan, hampir seluruh SPBU di Aceh terlihat kendaraan mengantre berjam-jam untuk mendapatkan solar subsidi. Antrean tampak dipenuhi angkutan umum serta truk.
“Antrean solar subsidi tersebut disebabkan kuota Biosolar di seluruh provinsi Aceh mendapat pengurangan dari pemerintah. Di Aceh sendiri, pengurangan kuota Biosolar tahun ini mencapai 8.201 kiloliter,” kata Nahrawi, dalam keterangannya, Kamis (22/6/2023).
Nahrawi meminta Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi (BPH Migas) agar segera menindaklanjuti surat Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki yang meminta penambahan kuota.
BPH Migas juga diharapkan dapat menambah segera kuota sehingga kebutuhan solar di Aceh terpenuhi.
“Penambahan kuota ini sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya antrean di SPBU di Aceh,” pintanya.
Menurutnya, bila penambahan kuota tidak dilakukan dari sekarang, tingkat antrean akan lebih panjang lagi pada akhir tahun mendatang.
Berkaca tahun lalu, SPBU banyak mengalami kekosongan Biosolar akibat kuota telah terpakai semua.
“Setiap akhir tahun terlihat ada antrean di SPBU. Jika solar kosong dan jenis bahan bakar lain juga kosong maka antrean akan lebih parah lagi nantinya. Jadi BPH Migas harus mengantisipasi dari sekarang, dengan melakukan penambahan kembali kuota biosolar sebanyak pemotongan yang dilakukan pada tahun 2022 lalu,” jelasnya.
Nahrawi mengungkapkan, belum lagi pengurangan ini akan berimbas kepada para nelayan yang dominan mengunakan bio solar.
“Kita berharap BPH Migas dapat segera menindaklanjuti surat dari Pj Gubernur untuk penambahan quota, kalau bisa sesegara mungkin mengingat beberapa hari lagi Idul Adha, tingkat kebutuhan BBM subsidi lebih tinggi,” pungkasnya. (IA)