Infoaceh.net, Jakarta — Saham PT Bank Syariah Indonesia (BSI) mengalami penurunan signifikan di tengah kabar PP Muhammadiyah menarik dana mereka dari bank tersebut senilai Rp 13-15 triliun.
Kabar penarikan dana ini pun sontak mendapat respons dari pasar. Hal ini terlihat dari saham BRIS yang turun 70 poin atau 3,10% ke level Rp 2.190 per saham pada hari ini.
Dikutip dari RTI, Kamis (6/6/2024), saham BRIS ditutup di level Rp 2.190 per saham, turun 70 poin dibandingkan nilai dalam pembukaan perdagangannya Rp 2.240 per saham. Selama seharian penuh, saham BRIS bergerak di level Rp 2.150 s.d Rp 2.260 per saham.
Nilai kapitalisasi pasar BRIS pun ikut susut menjadi Rp 101,02 triliun. Sementara untuk volume perdagangannnya mencapai 37,67 miliar kali dengan nilai transaksi Rp 82,36 miliar.
Di sisi lain, jika dibandingkan dengan seminggu lalu, saham BRIS telah naik sebesar 1,39% dari harga saat itu yang berada di posisi Rp 2.160. Sedangkan bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu (year-to-date) saham BRIS telah naik 25,86%.
Terpantau sejumlah aksi jual mengular pada emiten dengan kode BRIS itu yang mencapai 10,34 juta lembar.
Kondisi ini membuat saham Bank BSI ini menuju level terendah dalam 3 bulan terakhir dengan terus melanjutkan tren negatif.
Penurunan ini terjadi setelah Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, mengumumkan akan menarik dananya dari BSI dan memindahkannya ke bank syariah lain. Keputusan ini diambil sebagai bentuk diversifikasi dan memperkuat ekosistem keuangan syariah.
Keputusan Muhammadiyah ini memberikan sentimen negatif terhadap saham emiten dengan kode saham BRIS itu.
Sebelumnya, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memperintahkan untuk menarik dana persyarikatan di PT Bank Syariah Indonesia Tbk alias BSI (BRIS) sekitar Rp13-15 triliun.
Keputusan penarikan dana ini tertuang dalam memo Surat Keputusan PP Muhammadiyah Nomor 320/I.0/A/2024 tertanggal 30 Mei 2024. Memo itu ditandatangani oleh Ketua Muhammadiyah Agung Danarto dan Sekretaris Muhammadiyah Muhammad Sayuti yang dikutip Rabu (5/6/2024).
Berdasar memo yang beredar, dana Muhammadiyah itu, selanjutnya akan dialihkan ke bank-bank syariah lain yang telah memiliki ikatan kerja sama baik dengan Muhammadiyah di berbagai wilayah.
Dalam memo itu disebutkan penyimpanan dana tersebut bisa dialihkan ke bank-bank syariah lainnya seperti Bank Bukopin Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, dan bank-bank syariah daerah telah menjalin kerja sama baik dengan Muhammadiyah.
Penarikan dana dari bank syariah terbesar di Indonesia itu untuk menindaklanjuti pertemuan pada 26 Mei 2024 di Yogyakarta mengenai konsolidasi keuangan di lingkungan Aman Usaha Muhammadiyah (AUM).
Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar menegaskan pihaknya selalu berkomitmen untuk melayani dan mengembangkan ekonomi umat.
“Kami di BSI senantiasa berkomitmen memenuhi ekspektasi seluruh pemangku kepentingan dengan menerapkan prinsip adil, seimbang, dan bermanfaat (maslahat) sesuai syariat Islam,” ucap Wisnu dalam keterangan resmi BSI, Rabu (5/6/2024).
Wisnu mengatakan pihaknya akan terus berusaha memberikan pelayanan terbaik dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia meski kini kehilangan nasabah ormas keagamaan terbesar kedua di Indonesia itu.
Wisnu mengatakan BSI bertekad untuk menjadi perbankan yang melayani segala lini masyarakat, mulai dari institusi hingga perorangan.
Ia menyebut BSI berupaya menjadi bank modern serta inklusif dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat. Meski begitu, Wisnu menjamin BSI akan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip syariah.
“Itu pun sebagai tanggapan perseroan terhadap berita mengenai keputusan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk mengalihkan dananya dan juga menginstruksikan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) untuk ikut memindahkan dananya dari BSI,” tutup keterangan tertulis BSI. (RED)