Nova: Program Stiker BBM Bersubsidi Melindungi Konsumen
Petugas SPBU di Banda Aceh memperlihatkan stiker BBM bersubsidi
Banda Aceh — Plt. Gubernur Aceh menjelaskan, program pemasangan stiker Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada kendaraan roda empat yang dilakukan Pemerintah Aceh bersama Pertamina diantaranya bertujuan untuk melindungi kepentingan konsumen dan sebagai sarana edukasi secara moral bagi konsumen yang layak menggunakan premium dan solar subsidi.
Tujuan lainnya adalah, berdasarkan fakta di lapangan terjadinya antrean konsumen dalam pengisian premium dan solar subsidi di hampir seluruh SPBU kabupaten/kota di wilayah Aceh.
Hal ini dinilai sangat mengganggu ketertiban umum dan meresahkan masyarakat seperti, kemacetan dan membuat akses ke pertokoan, kios-kios, perkantoran dan usaha kecil lainnya di sekitar SPBU terganggu.
Penjelasan tersebut disampaikan Nova Iriansyah dalam jawabannya terhadap interpelasi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) pada rapat paripurna, di gedung dewan setempat, Jum’at (25/9) malam.
Nova menyebutkan, pertimbangan lainnya, kuota yang diberikan dan disetujui Pemerintah Pusat melalui Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas, setiap tahunnya selalu di bawah usulan Pemerintah Aceh.
Tahun 2020 Provinsi Aceh mendapat BBM jenis premium sebanyak 190.685 kiloliter dan solar subsidi 358.917 kiloliter.
“Sedangkan usulan Pemerintah Aceh tahun 2020 untuk premium sebanyak 192.723 kiloliter dan solar 395.381 kiloliter,” ungkapnya.
Terhadap pengawasan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Aceh tersebut, sebagaimana diatur Peraturan Gubernur Aceh Nomor 128 Tahun 2016 tentang Kedudukan Susunan Organisasi Tugas Fungsi dan Tata Kerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Aceh, merupakan salah satu tugas dan fungsi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Aceh.
Hal ini, sebut Nova, sesuai Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Aceh juga memiliki tugas pada Bidang Minyak dan Gas Bumi.
Kebijakan Pemerintah Aceh (Plt. Gubernur Aceh) tentang pemasangan “stikering” melalui Surat Edaran Gubernur Aceh
Nomor 540/9186 tahun 2020
merupakan strategi, untuk menguatkan peraturan terkait yang sudah ada dan bersifat imbauan moral untuk menggugah masyarakat yang memiliki mobil mewah atau RON Tinggi agar tidak menggunakan premium dan solar subsidi.
“Hal ini juga tidak betentangan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,” tuturnya.
Terkait pengadaan dan pemasangan stiker, peluncuran serentak di 126 SPBU seluruh Aceh, Nova mengungkapkan, biaya sosialisasi di media dan fasilitas lainnya tidak menggunakan dana bersumber dari APBA, tetapi semuanya dibiayai PT Pertamina (Persero).
Hasil evaluasi kebijakan tersebut, Nova menjelaskan, sejak diberlakukannya program “stikering”, berdasarkan fakta di lapangan, antrean panjang relatif sudah tidak terjadi lagi di hampir semua SPBU di seluruh Aceh, sehingga aktivitas perniagaan masyarakat di sekitar SPBU kembali normal.
“Sebagian besar masyarakat pengguna kendaraan premium dan solar subsidi juga sangat mendukung,” pungkas Nova Iriansyah.
Sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Nasdem-PNA DPEK Banda Aceh Daniel Abdul Wahab juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Aceh dan Pertamina dalam rangka mengurai kemacetan di SPBU di semua tempat khususnya di Banda Aceh, dan juga telah memberikan peluang maksimal kepada masyarakat yang berhak menikmati BBM Subsidi, lewat program pemasangan stiker BBM bersubsidi pada kendaraan roda empat.
“Kita memberikan apresiasi kepada Pemerintah Aceh dan Pertamina yang telah memulai niat dan tujuan baik memperhatikan masyarakat kecil,” kata Daniel Abdul Wahab.
Daniel merupakan yang pertama mendorong terhadap keluhan masyarakat baik pengguna jalan, pelaku usaha dekat SPBU akibat antrian panjang antrian BBM bersubsidi beberapa bulan lalu.
“Ini juga bagian langkah yang kita suarakan dalam mengurai kemacetan padat di SPBU-SPBU, juga merupakan keluhan dari warga kota sebelumnya,” katanya.
Daniel AW mengatakan, menempel stiker adalah langkah yang baik dalam menandakan mobil-mobil yang berhak mendapatkan BBM subsidi, tetapi perlu pengawasan yang baik dalam proses realisasi sehingga tepat dan sesuai harapan.
Karena itu, ia meminta kepada Pertamina, dalam pemberian stiker pengguna BBM bersubsidi itu selektif kepada yang berhak, misal labi-labi, angkutan barang, dan mobil lainnya sesuai yang berhak.
“Kita harapkan aparat dan pihak pemerintah aktif memonitor sesuai syarat dan ketentuan yang ada, sehingga stiker tidak disalahgunakan agar benar berjalan sesuai yang diharapkan. Premium/solar subsidi bisa benar- benar dinikmati oleh rakyat kecil,” ujar Anggota Komisi III DPRK Banda Aceh itu.
Selain itu, pemasangan stiker ini juga perlu diawasi karena stiker masih bisa dilepas atau dimanfaatkan pihak lain, sehingga dapat merugikan masyarakat yang seharusnya berhak mendapatkan BBM bersubsidi itu. Pertamina juga harus memberikan warning khusus Kepada SPBU dalam hal pemberian BBM bersubsidi ini.
“Setiap mobil yang telah ditempel stiker khusus BBM bersubsidi juga diawasi dengan ketat di SPBU, jangan menjadi gejolak sosial,” terang politisi Partai Nasdem itu.
Apabila selain yang berhak mendapatkan subsidi, tanpa malu tetap memasang stiker, maka ini harus ada evaluasi. Karena itu ia meminta kepada pihak Pertamina, untuk melakukan langkah-langkah kongkrit misalnya pendataan setiap mobil yang dipasang stiker.
“Sehingga akan diketahui, siapa saja yang memasang stiker ini, apakah banyak yang tidak berhak? Ini nantinya akan menjadi bahan evaluasi di tahap berikutnya dalam langkah-langkah humanis yang dilakukan pada tahap pertama.
Kita yakin dengan pendataan jelas akan tahu hasil berapa persen mobil yang tidak berhak tetapi tetap pasang stiker tanpa malu,” sebut Daniel AW lagi.
Ia juga meminta langkah-langkah yang diterapkan dalam pemasangan stiker BBM bersubsidi ini jangan menyakiti siapapun apalagi di tengah pandemi covid-19 saat ini.
“Pemberlakuan pemasangan stiker, jangan menyakiti masyarakat, berikan keleluasaan karena kondisi ekonomi yang tidak stabil akibat covid-19, termasuk pengguna mobil mewah tapi tidak sanggup isi lagi BBM akibat kondisi ekonominya lagi drop,” harapnya. (IA)