ILUSTRASI. Investor mengamati pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Rabu (29/4/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 37,76 poin atau 0,83% ke 4.567,32 pada akhir perdagangan Rabu (29/4). Sebanyak 202 saham naik, 183 saham turun dan 149.
INFOACEH.NET — Ketidakpastian masih menyelimuti perekonomian Indonesia tahun ini. Karena itu investor saham harus lebih selektif saat membaca rekomendasi dan bermain aman saat tradeing saham, ditengah ketigakpastian ekonomi yang mengaraah pada fase krisis ini.
Seperti kita tahu, krisis ekonomi datang lebih awal di Indonesia. Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya diprediksi baru akan nampak pada kuartal II dan III tahun 2020 ini ternyata sudah nampak pada kuartal I-2020.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat: pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 hanya 2,97% yoy. Capaian ekonomi kuartal I ini adalah yang terendah dalam 19 tahun terakhir.
Angka pertumbuhan ekonomi ini jauh dari prediksi Kementerian Keuangan yang yakin ekonomi kuartal I-2020 masih akan tumbuh di kisaran 4,5%-4,7%. Jauh pula dari proyeksi Bank Indonesia masih di kisaran 4,3%-4,6%.
Bahkan beberapa ekonom yang sebelumnya dihubungi KONTAN juga masih memprediksi kuartal I-2020 tumbuh di kisaran 3%-4,2%
Pandemi virus corona Covid-19 juga diprediksi akan terus menekan aktivitas ekonomi di bulan Mei 2020 ini. Karena itulah, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan aktivitas ekonomi masih akan melambat, konsumen cenderung berbelanja pada kebutuhan dasar daripada keperluan lainnya.
Perusahaan sekuritas ini memberikan rekomendasi saham-saham yang mereka prediksi masih bisa mencetak untung di tengah krisis akibat virus corona Covid-19. “Pilihan teratas kami untuk Mei cenderung ke sektor konsumen dan rumah sakit,” jelas analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya, Emma A. Fauni, dan Kevin Suryajaya dalam risetnya yang di rilis akhir pekan ini.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyarankan investor untuk melirik saham-saham defensif seperti INDF, ICBP, MYOR, UNVR, KLBF, dirilis SIDO, GGRM dan MIKA.
Produk-produk dari emiten INDF, ICBP, dan MYOR dinilai masih bisa untung dengan adanya imbauan pemerintah agar masyarakat di rumah saja saat pandemi Covid-19.
Sementara itu, UNVR juga menarik karena labanya yang bertumbuh serta return on equity (ROE) yang kuat. Berdasar perhitungan, saham-saham yang disarankan itu memiliki akumulasi return mencapai 1,2% terhitung sejak Agustus 2019, lebih baik dibanding akumulasi return IHSG yang minus 27,5%.
Asal tahu saja, perlambatan ekonomi tahun ini sudah tercermin dari laba 10 laporan keuangan emiten LQ45 di kuartal I-2020.
Berdasar riset, laba perusahaan di kuartal I 2020 ini berada di bawah konsesus. Salah satu pemberatnya adalah penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Di tambah lagi, adanya penundaan cuti Lebaran menyebabkan emiten-emiten kehilangan momentum ekonomi.
Melihat pendapatan emiten yang lebih rendah dibandingkan ekspektasi, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi, investor asing masih akan mencatatkan aksi jual bersih (net sell) di bulan Mei ini. Keluarnya asing dari bursa juga didorong oleh PMI Manufaktur Indonesia diprediksi masih akan terkontraksi bulan Mei ini.
Sekadar informasi, di tahun 2020 ini Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan pertumbuhan earning per share (EPS) sebesar 2% year on year (YoY) sepanjang tahun 2020. Sebelumnya, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan EPS mencapai 5% YoY.
Adapun, di akhir tahun IHSG yang semula diprediksi bisa mencapai level 6.500, kini dipangkas menjadi 5.180 poin.
Adapun level ini bisa tercapai jika tidak ada gelombang kedua terkait Covid-19 di Indonesia maupun negara-negara partner dagang Indonesia seperti China dan India. Selain itu, harga CPO tetap stabil di MYR 2.100 per ton.
Artikel ini telah tayang di kontan.co.id dengan judul “Rekomendasi saham-saham pilihan saat ekonomi Indonesia makin sulit”