BANDA ACEH – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Aceh menggelar Meugah Festival 2022 yang digelar di Lapangan Blang Padang, Ahad (27/3). Kegiatan tersebut dibuka oleh Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman.
Acara bertema “Membangun Ekosistem Keuangan Digital Aceh” tersebut merupakan rangkaian kegiatan nasional yang diselenggarakan Bank Indonesia dalam rangka mendorong akselerasi digitalitasi ekonomi dan keuangan di Indonesia.
Meugah Festival sendiri mengikutsertakan seluruh Perbankan/PJSP di Aceh dan akan diisi dengan berbagai kegiatan, antara lain showcasing UMKM dan bazaar kuliner, edukasi cinta bangga dan paham rupiah, literasi keuangan, dan launching komunitas Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Kepala BI Perwakilan Aceh Achris Sarwani mengatakan Meugah Festival 2022 dimeriahkan 50 booth pameran perwakilan dari 342 UMKM se-Aceh. “Di sini, kita juga menggalakkan transaksi keuangan dengan menggunakan QRIS sebagai bagian dari upaya men-digitalkan Aceh”.
Sesuai dengan tema acara, BI pun komit bersinergi dengan pemerintah, perbankan, pelaku usaha, komunitas, dan masyarakat umum guna mewujudkan Aceh digital.
“Saat ini pengguna QRIS sudah mencapai 75 ribu merchant se-Aceh, dan 36 persennya ada di Banda Aceh,” ujarnya.
Nominal transaksi keuangan via QRIS juga terus meningkat ungkap Achris.
“Jika pada akhir 2020 kurang dari Rp 2 miliar, selama 2021 kemarin meningkat 12 kali lipat. Angkanya mencapai Rp 27 miliar dalam satu tahun terakhir,” ujarnya lagi.
“Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak perbankan yang telah menyukseskan kampanye QRIS dan pelaku UMKM dan masyarakat yang telah menggunakannya,” kata Achris seraya menyampaikan sejumlah keunggulan QRIS, yakni mudah digunakan dan gratis layanannya.
Pembukaan Meugah Festival 2022 ditandai dengan prosesi scan barcode QRIS dan penyerahkan pamflet QRIS kepada perwakilan pemerintahan, TNI, pelaku sektor pariwisata, dan lembaga pendidikan oleh Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman.
Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman sangat mengapresiasi langkah-langkah BI dalam rangka membangkitkan perekonomian Banda Aceh dan Aceh pada umumnya di era digital.
“Seperti acara Meugah Festival yang merupakan langkah pasti dalam memajukan perekonomian daerah,” ujarnya.
“Bisa kita buktikan, setelah pada 2020 perekonomian Banda Aceh sempat minus persen, dan atas upaya berbagai pihak termasuk BI, pada 2021 ekonomi kota mampu tumbuh 5,35 persen. Ini bukan hanya kerja wali kota, tapi juga perbankan, UMKM, masyarakat, dan seluruh stakeholder,” ujarnya.
Menurut mantan Dirut Bank BPD Aceh ini, bangkitnya sektor UMKM memberi sumbangan terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Banda Aceh. “UMKM kota tumbuh pesat sedari 8.900 unit usaha di 2017 menjadi 17 ribu lebih tahun ini, atau naik sekira 92 persen. Mudah-mudahan bisa terus tumbuh seiring dengan meredanya pandemi Covid-19.”
Pihaknya pun sangat concern dalam membangun dan membantu dunia UMKM.
“Ruang-ruang publik untuk etalase produk-produk UMKM terus kita buka sperti di Pasar Al-Mahirah, kawasan Ulee Lheue, dan Blang Padang. Kita harapkan event-event serupa seperti ini bisa terus kita gelar guna mendongkrak UMKM dan memberikan multiplier effect bagi Banda Aceh,” katanya. (IA)