Oleh: dr Riza Sufriadi Sufi SpOG*
PEMERINTAH saat ini sedang sangat serius dan gencar-gencarnya menangani masalah stunting atau anak bertubuh kerdil. Efek Stunting bukan hanya masalah tinggi badan yang pendek atau berat yang rendah.
Tapi bayi stunting sangat rawan sakit, tumbuh kembang tidak sempurna, kecerdasan rendah, generasi tidak kreatif, mental lemah dan masa tuanya rentan dengan penyakit-penyakit kronis.
Stunting dapat terjadi mulai dari sejak hamil lho, Bunda. Stunting itu ditentukan bagaimana si anak melewati 1.000 hari pertama kehidupannya, dihitung sejak saat mulai hamil.
Berikut tips mencegah stunting:
- Pengetahuan Orang Tua
Calon orang tua, calon pengantin harus banyak mencari tahu apa itu stunting supaya bisa mencegah Stunting untuk anaknya. Tentu kita tidak mau dong anak kita pendek, kurus, bodoh, berkembang lambat, batat/tungang dan sakit-sakitan.
- Persiapan Kehamilan.
Usia ibu saat hamil sebaiknya antara 20 tahun sampai 35 tahun, pada umur itu organ reproduksi kita sedang pada keadaan optimal. Sebelum 20 tahun organ reproduksi belum matang, sedangkan di atas 35 tahun sudah ketuaan.
Sebelum hamil ibu dalam kondisi sehat secara fisik dan psikologis, gizinya baik, tidak anemia, tidak sedang menderita penyakit misalnya TBC, DM atau lainnya.
Sebaiknya mengonsumsi vitamin prenatal, minimal asam folat selama 3 bulan sebelum hamil dan dilanjutkan selama hamil.
- Periode selama Kehamilan
Selama hamil pastikan cukup asupan Gizi dan Nutrisi. Cukup makronutrien, seperti karbohidrat, lemak dan protein.
Selain itu, ibu hamil juga perlu mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya vitamin dan mineral, yakni zat besi, asam folat, magnesium, yodium, zinc, vitamin A, vitamin B, dan vitamin D.
Rutin memeriksa kandungan. Pada hamil tanpa masalah minimal 4 kali ke Bidan/Posyandu dan 2 kali ke Spesialis Kandungan. Rutin mengkonsumsi Vitamin hamil.
Cek Laboratorium: Hb, Gula Darah, HIV, Sifilis, hepatitis. Istirahat yang cukup, ibu hamil tidak boleh stres, rutin beraktivitas fisik, menghindari asap Rokok dan Kopi. Terapkan perilaku hidup sehat.
- Periode 6 bulan Pertama
Periode 6 bulan pertama sangat penting memberikan ASI Ekslusif, artinya selama 6 bulan tidak perlu diberikan susu formula, roti, apalagi pisang dan nasi, justru berbahaya.
Karena pencernaan bayi belum sempurna, belum cukup kemampuan mencerna makanan selain ASI, kecuali pada kondisi tertentu si ibu tidak bisa memberikan ASI esklusif.
- Periode sampai umur 2 tahun
Setelah bayi berusia 6 bulan baru diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Pilih makanan yang komposisinya lengkap. Sayur, buah, ikan, telur dan karbohidrat seimbang. MP-ASI bisa dibuat sendiri
- Pantau Tumbuh kembang anak.
Rutin ke Posyandu untuk mengukur tinggi dan berat badan anak. Juga memonitor aspek kembangnya seperti kemampuan fisik, bicara, atau kemampuan motorik/sensorik seuai dengan usianya.
Nah, itu Bunda beberapa tips mencegah stunting, semoga bermanfaat. Semoga kita melahirkan Generasi Sehat, Cerdas dan Berakhlak Mulia, Aamin….
*Penulis Adalah Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSUD Pidie Jaya/Klinik Nabila Meureudu