JAKARTA — Pembukaan kembali gerbang bagi jamaah umrah Indonesia ke Arab Saudi diikuti dengan sejumlah syarat protokol kesehatan di tengah keberadaan pandemi Covid-19.
Salah satunya, wajib karantina yang ternyata jadi alasan meningkatnya harga atau biaya umrah di tahun ini.
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Haji Umrah dan Inboud Indonesia (Asphurindo), Syam Resfiadi mengungkapkan jika biaya umrah naik hingga Rp 40 juta per orang. Alasannya karena tingginya biaya karantina yang diwajibkan bagi jamaah umrah.
“Kita pertimbangkan terkait harga, karena harga jadi ada kenaikan karena ada karantina 5 hari di Saudi dan 7 hari di sini. Itu luar biasa, kenaikannya bisa sampai dengan 30-40 juta per orang,” kata dia kepada Liputan6.com, Senin (10/1).
Dia mengatakan biaya umrah sangat terkait dengan lokasi hotel karantina yang dipilih di Arab Saudi. Dimana, Indonesia harus bersaing dengan jemaah dari negara lain.
“Tergantung hotel yang dipilih untuk karantina, karena kita tak selalu dapat hotel karantina yang sesuai dengan keinginan harga terendah,” imbuhnya.
Syam menyebut sejumlah hotel dengan harga termurah itu turut jadi pilihan negara lain. Di antaranya India, Pakistan, Turki, dan Mesir yang satu kloter umrah dengan Indonesia.
Dari sisi pelaku usaha travel umrah, dikatakan sudah mengambil langkah untuk menurunkan harga tertinggi paket umrah itu. Namun harga ini belum jadi harga pasti, mengacu biaya karantina di Indonesia.
“Dari travel kami akali dengan adanya paket 12 hari pulang-pergi termasuk karantina di Arab Saudi berkisar Rp 28-30 jutaan dan Insya Allah plus di Indonesia masuk karantina yang mana. Kalau memang bisa wisma haji dan wisma atlet ya Insya Allah gratis,” katanya.
Namun, karantina di dalam negeri juga menjadi pertimbangan. Pasalnya, kata dia, pemerintah memberi sindiran terkait karantina gratis dan berbayar.
“Tapi pemerintah tak inginkan orang bisa umrah tapi maunya gratis, itu juga jadi sindiran dari pemerintah. Kecuali kita terpapar positif di airport cengkareng Soekarno-Hatta hasilnya positif ya kita diarahkan ke wisma atlet,” tuturnya.
Terpisah, Wakil Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Azhar Gazali mengonfirmasi telah ada jamaah yang diberangkatkan.
“Pengusaha travel sudah mulai terima pesanan, sudah ada 419 jamaah yang terbang, mereka saat ini sedang berada di Madinah,” katanya.
Tak berbeda jauh dengan Syam, ia pun menyebut harga yang dipatok sesuai dengan rekomendasi pemerintah. Namun itu tak termasuk biaya tes Covid-19 seperti PCR dan karantina.
“Paket yang disediakan sesuai dengan refernesi dengan harga Rp 28 juta minimal. Itu belum termasuk PCR karantina dan segala macam,” jelas dia.
“Jadi kenaikan harga itu disebabkan karena adanya penyesuaian terhadap prokes dan karantina,” imbuhnya. (IA)