Infoacehnet

Portal Berita dan Informasi Aceh

Dilantik Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria Miliki Harta Rp 10,8 Miliar

Menkominfo Budi Arie dan Wamenkominfo Nezar Patria (berkacamata) usai dilantik di Istana Negara pada Senin (17/7)

JAKARTA — Nezar Patria resmi dilantik jadi Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamen Kominfo) pada Senin (17/7).

Menurut data elhkpn.kpk.go.id yang dilaporkan pada 31 Maret 2023, Nezar memiliki total harta Rp10,8 miliar.

Nezar Patria dilantik sebagai Wamenkominfo bersama dengan Budi Arie yang dilantik menjadi Menkominfo.

Sebagai informasi, Wamen Kominfo merupakan jabatan baru yang dibuat oleh Jokowi lewat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2023 tentang Kementerian Komunikasi dan Informatika yang ditandatangani pada 17 April 2023.

Mantan Staf Khusus Kementerian BUMN memiliki sejumlah tanah dan bangunan dengan total nilai Rp 4,1 miliar yang terletak di Sleman dan Aceh.

Rinciannya, mantan jurnalis ini memiliki tanah seluas 840 m2 di Kota Sleman dengan nilai Rp1,265 miliar. Nezar juga memiliki tanah dan bangunan seluas 125 m2/70 m2 di Kota Sleman Rp1.120.000.000.

Selain itu, Nezar memiliki tanah seluas 340 m2 di Kota Aceh Besar dengan nilai Rp 135 juta, tanah seluas 30000 m2 di Kabupaten Bireuen dengan nilai Rp 61 juta, serta tanah seluas 363 m2 di Kota Sleman senilai Rp 1,610 miliar.

Semua tanah dan bangunan yang dimiliki Nezar dilaporkan sebagai hasil sendiri.

Nezar juga memiliki harta kendaraan, yakni satu unit mobil Toyota Venturer tahun 2019 yang merupakan hasil sendiri dengan nilai sekitar Rp 250 juta.

Lebih lanjut, Nezar juga memiliki surat berharga senilai Rp 2.980.650.000 dan kas atau setara kas senilai Rp3.499.124.980.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melantik Budi Arie Setiadi dan Nezar Patria sebagai Menteri dan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, di Istana Negara, Jakarta, Senin (17/7).

Posisi Menkominfo sebelumnya dijabat sementara oleh Menko Polhukam Mahfud MD setelah Johnny G Plate dipecat buntut kasus korupsi proyek BTS dan infrastruktur BAKTI di Kominfo.

Sebelum menjadi Menkominfo dan Wamenkominfo, Budi Arie yang merupakan Ketua Umum relawan Jokowi, Projo, adalah Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Sementara itu Nezar merupakan Staf Khusus Menteri BUMN Erick Thohir.

Jauh sebelumnya, baik Budi maupun Nezar dikenal sebagai eks aktivis mahasiswa di masa Orde Baru dan pernah berkarier di dunia wartawan. Dengan demikian, dua orang itu adalah sosok berlatar belakang wartawan pertama yang memimpin Kemenkominfo sejak era reformasi.

Budi mulai dikenal khalayak luas saat membentuk Projo dan mendukung Jokowi di Pilpres 2014. Dia pendukung kental Jokowi. Budi kembali membantu memenangkan Wali Kota Solo tersebut pada Pilpres 2019.

Budi lahir di Jakarta, 20 April 1969. Lulus dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia pada 1996 lalu.

Selain menjadi relawan pendukung Jokowi, dia pernah menjabat sebagai Kepala Balitbang PDIP DKI Jakarta selama lima tahun pada 2005 lalu. Pria kelahiran 1969 itu juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPD PDIP DKI Jakarta.

Jauh sebelum berpolitik, Budi muda dikenal sebagai mahasiswa yang aktif memimpin gerakan pelajar. Ia pernah menjadi Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FISIP UI 1994 dan juga Presidium Senat Mahasiswa UI pada 1994-1995.

Ia juga pernah mendirikan dan membina Kelompok Pembela Mahasiwa (KPM) UI dan aktif dalam pers kemahasiswaan sebagai redaktur pelaksana Majalah Suara Mahasiswa UI pada 1993-1994.

Budi juga tercatat pernah berkecimpung di dunia kewartawanan. Periode 1994-1996, dia mengelola surat kabar mingguan Media Indonesia bersama sejumlah wartawan Tempo yang dibredel pemerintahan Soeharto.

Dia kemudian mendirikan surat kabar Bergerak yang sangat kritis pada 1998. Budi, bersama sejumlah seniornya, turut dalam pembentukan surat kabar mingguan bertema ekonomi Kontan. Dia menjadi jurnalis Kontan hingga 2001.

Serupa Budi, Nezar Patria juga dikenal pernah menjadi aktivis di era Orde Baru hingga jadi wartawan saat era reformasi.

Sempat menjadi aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD), lulusan S-1 Filsafat Universitas Gajah Mada (UGM) itu jadi salah satu korban penculikan pada masa Orde Baru (Orba).

Nezar memulai kariernya sebagai wartawan di sejumlah media pada akhir-akhir tahun tumbangnya rezim Orba hingga 2020.

Mengutip dari laman profil Likendin miliknya, Nezar bergabung sebagai jurnalis Tempo kurun waktu 1999-2008. Dia lalu ikut mendirikan situs berita Viva.co.id dan menjadi manager editor di sana selama enam tahun dari 2008–2014.

Pada Juli 2014 hingga September 2015 atau satu tahun lebih, dia menjadi Wakil Pemimpin Redaksi di CNNIndonesia.com. Karier jurnalistiknya lalu dilanjutkan ke The Jakarta Post sebagai Digital Chief Editor hingga September 2020.

Dia juga pernah mengabdi sebagai anggota Dewan Pers selama kurun waktu 2013-2019.

Lepas dari The Jakarta Post, Nezar mulai masuk ke lingkaran kekuasaan dengan menjadi pemimpin perusahaan BUMN. Dia pernah menjadi Direktur PT Pos Indonesia (2020-2023), lalu menjadi komisaris PT Pegadaian dari April 2022 hingga saat ini.

Sejak April 2022 juga dia menjadi Staf Khusus Menteri BUMN Erick Thohir. (IA)

Tutup
Exit mobile version