Jokowi Bilang Kita Bodoh, Indonesia Apa-apa Impor
Data BPS menunjukkan, Indonesia masih mengimpor barang migas, pupuk, minyak nabati, kulit hingga tekstil. Juga mengimpor kaca dan tembikar, dari peralatan makan hingga traktor, bahkan peralatan dan komponen alat mesin pertanian (alsintan).
Juga, Indonesia mengimpor beragam produk mulai dari hewan hidup hingga hasil produksi industri. Mulai dari ikan beku hingga peralatan sinematografi.
Impor alsintan tahun 2021 mencapai US$269,87 juta dan traktor mencatat nilai impor US$58,32 juta.
Sementara, nilai impor tembikar mencapai US$19,43 juta dan nilai impor sepatu/ alas kaki tahun 2021 bahkan mencapai US$732,23 juta.
Baby carriages, mainan anak-anak dan perlengkapan olah raga juga masih diimpor sebesar US$421,57 juta.
Hingga perlengkapan dan alat tulis kantor masih harus impor US$256,91 juta pada 2021.
Meski industrinya sudah tersedia di dalam negeri, pada Februari 2022, Indonesia mengimpor laptop termasuk notebook dan subnotebook US$171,37 juta.
Sepanjang tahun 2021, impor furnitur dan bagiannya tercatat sebanyak US$712,60 juta, peralatan rumah tangga elektrik dan non-elektrik sebesar US$994,27 juta.
Meski dikenal dengan rempahnya, Indonesia pun masih mengimpor lada sebanyak 318,68 ribu kilogram dengan nilai US$ 1,52 juta. Jumlah impor ini turun 47,21% dibandingkan tahun 2020 sebanyak 603,64 ribu kilogram.
RI juga mengimpor kelapa sebanyak 2.473 ton atau turun 46,3% dibandingkan tahun 2020 sebanyak 4.605 ton. Untuk nilai impornya tercatat sebesar US$ 4,22 juta. Impor kelapa ini berasal dari tiga negara yakni Thailand, Filipina dan Australia.
Bahkan, mengimpor teh sebanyak 10.609 ton atau turun 28,84% dibandingkan impor tahun 2020 yang sebanyak 14.908 ton. Sedangkan nilai impor sepanjang tahun 2021 tercatat sebesar US$ 23 juta.
Teh ini diimpor Indonesia dari lima negara utama. Pertama terbanyak berasal dari Vietnam, kemudian disusul oleh Kenya, lalu Thailand serta China dan Sri Lanka. (IA)