Aceh Sudah Berdamai, Hentikan Hasrat Mengulang Konflik!
Damai Bukan Akhir, Tapi Titik Awal
Kini Aceh sudah berdamai. Tapi apakah semua selesai?
Belum. Damai adalah titik awal perjuangan baru: membangun, mendidik, memperkuat ekonomi, merawat budaya, dan membentuk generasi baru yang tidak mewarisi dendam.
Namun di tengah jalan ini, godaan muncul. Ada segelintir pihak yang ingin memanfaatkan ruang kosong. Mereka ingin mengulang cerita lama. Mereka ingin membawa Aceh kembali ke masa konflik, hanya karena kekuasaan, kepentingan, atau nostalgia kelam.
Kepada mereka kami ingin berkata tegas:
Aceh sudah berdamai. Hentikan hasrat mengulang konflik.
Jangan ajari anak-anak kami cara membenci.
Jangan wariskan dendam kepada generasi baru.
Generasi Baru Tidak Perlu Senjata
Anak-anak Aceh hari ini tidak lagi bertanya siapa lawan mereka. Mereka bertanya bagaimana caranya menjadi cerdas.
Mereka ingin belajar, kuliah, menciptakan teknologi, menulis buku, dan membangun negeri. Mereka ingin bangga sebagai orang Aceh yang berkontribusi, bukan sebagai korban masa lalu.
Jangan rusak pikiran mereka dengan cerita heroik yang berlumur darah. Jangan giring mereka masuk ke dalam lubang sejarah yang telah kita tutup dengan susah payah. Generasi baru Aceh tidak butuh senjata. Mereka butuh pengetahuan, lapangan kerja, literasi, internet cepat, dan ruang berekspresi.
Damai Adalah Warisan Paling Bernilai
Aceh hari ini masih jauh dari sempurna. Tapi setidaknya, kami telah mengambil langkah penting: memilih damai.
Ini bukan proses yang mudah. Banyak yang dikorbankan. Tapi damai adalah warisan terbaik yang bisa kami serahkan kepada anak cucu kami.
Kelak ketika mereka membaca sejarah dan bertanya,
“Mengapa dulu kalian bertikai?”
Kami ingin menjawab,
“Agar kalian tidak perlu mengalaminya lagi.”
Dan ketika mereka bertanya,
“Apa yang kalian wariskan pada kami?”
Kami ingin menjawab,
“Kami mewariskan damai. Damai yang tidak mudah. Damai yang diperjuangkan. Tapi damai yang indah.”
Pilihan Kita Hari Ini Menentukan Masa Depan
Aceh tidak boleh kembali mundur. Jangan biarkan narasi dendam mengaburkan cita-cita. Jangan biarkan nostalgia kelam merusak masa depan yang sedang kami bangun dengan susah payah.