Berani Blokir Instagram, Turki Punya Kedaulatan Digital
Dalam konteks ini, langkah Turki memblokir Instagram dapat dilihat sebagai bagian dari perang media sosial yang lebih besar, di mana pemerintah berusaha melindungi kedaulatan digital, narasi yang mereka dukung dan menentang apa yang mereka anggap sebagai sensor yang tidak adil.
Turki, sebagai negara yang memiliki posisi strategis di antara Timur dan Barat, sering kali berada di persimpangan kebijakan internasional yang rumit.
Keputusan untuk memblokir Instagram karena penghapusan postingan ucapan dukacita terhadap Ismail Haniyeh mencerminkan dinamika ini. Ini menunjukkan bagaimana isu-isu lokal dapat berdampak global, terutama di era digital saat ini di mana batas-batas geografis menjadi semakin kabur.
Langkah Turki memblokir Instagram adalah refleksi dari ketegangan yang lebih luas antara kebebasan berekspresi, kebijakan pemerintah, dan regulasi platform media sosial. Hal ini menyoroti tantangan yang dihadapi negara-negara dalam mengelola konten digital yang kompleks dan sering kali kontroversial.
Di satu sisi, ini bisa dilihat sebagai upaya untuk melindungi kepentingan nasional dan kebebasan berekspresi lokal.
Di sisi lain, ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang sensor, kebebasan pers, dan dampaknya terhadap demokrasi. Langkah ini tidak hanya relevan bagi Turki, tetapi juga bagi banyak negara yang menghadapi tantangan serupa dalam era digital ini. Langkah Turki patut ditiru oleh negara lain yang merasa memiliki memiliki kedaulatan digital atau sebaliknya tetap menjadi negara yang “dijajah”.
*Penulis adalah Praktisi IT