Ekonomi Dalam Islam Bagian Dari Agama
“Bukan itu saja, melihat pentingnya peran Nabi dalam membangun peradaban manusia, pembabakan sejarah umat manusia karena itu harus mengikuti pembabakan diutusnya Para Nabi”. Demikian kata Sir Muqtasid sambil mengingat kembali Syarahan yang disampaikan oleh Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas ketika melaunching bukunya yang berjudul “On Justice and the Nature of Man” pada 23 Januari 2016 di Dewan Utama, UTM, Kuala Lumpur yang diikutinya suatu ketika dulu.
Prof. Syed Muhammad Naquib Al-Attas mengkritik pembabakan sejarah peradaban manusia yang sering ditandai dengan lahirnya dinasti kerajaan dan raja-raja besar mengikut ukuran materialisme manusia. Kerajaan tersebut menurutnya telah menciptakan peradaban kosong, hampa, tidak mengenal Tuhan sehingga hilang esensi kemanusiannya sebagai hamba Tuhan dan Khalifah-Nya.
Walaupun capaian bangunan atau kebudayaan dalam bentuk materil sangat maju, tetapi ukuran kemajuan bukan pada dimensi itu. Di samping itu, pembabakan seperti itu juga mengaburkan peran Nabi sebagai pemberi peringatan kepada para raja tersebut yang kebanyakannya tidak mengenal Tuhan bahkan angkuh menganggap dirinya Tuhan.
Karena itu, pembabakan peradaban manusia, dan juga umur manusia di muka bumi, harus mengikuti periode kenabian, yang dimulai dari Nabi Adam AS dan diakhiri Nabi Muhammad SAW.
Periode kenabian ini menjadi penting dalam sejarah peradaban manusia karena seperti yang digambarkan oleh Prof. Fazlur Rahman, dalam bukunya Tema Pokok al-Qur’an (1983) bahwa “Tugas pokok para Nabi adalah menjagakan hati nurani manusia agar senantiasa dapat membaca apa yang di sampaikan Allah SWT melalui wahyu dan apa yang telah terpahat dalam hatinya dalam bentuk perjanjian primordial sebelum dilahirkan ke dunia yang mengakui ke-Esa-an Allah SWT tetap terjaga.”
“Ekonomi Islam yang merupakan bagian dari ajaran Nabi-nabi, karena itu bisa kita namakan sebagai Ekonomi Profetik. Dilihat dari spiritnya, ini artinya, Ekonomi Profetik membawa misi kenabian dan mengaplikasikan ajaran tersebut dalam kehidupan ekonomi,” kata Sir Muqtasid dengan mantap.