Framing Media Soal “Walkout” Erdogan, Pentingnya Akurasi dan Etika dalam Jurnalisme
Kedua negara memiliki kerja sama di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, pertahanan hingga pendidikan, dan pertemuan antara Presiden Prabowo dan Presiden Erdoğan di KTT D-8 berlangsung dalam suasana yang penuh persahabatan.
Keduanya bahkan duduk berdekatan dalam acara makan siang setelah konferensi berakhir, yang menegaskan bahwa hubungan mereka sangat positif.
Maka, ketika media besar memberitakan isu walkout tanpa konfirmasi dari pihak terkait, hal itu tidak hanya merugikan kredibilitas mereka sebagai sumber informasi, tetapi juga dapat menimbulkan persepsi yang salah di kalangan publik.
Kita perlu mengakui bahwa berita seperti ini, jika tidak diluruskan, bisa merusak hubungan diplomatik yang telah dibangun dengan susah payah selama bertahun-tahun.
Kementerian Luar Negeri RI kemudian mengklarifikasi tidak ada “walkout” yang dilakukan oleh Presiden Erdoğan. Keluar masuknya delegasi dalam forum internasional adalah hal yang biasa dan tidak terkait dengan ketegangan diplomatik.
“Sifat keluar masuk ruangan meeting adalah hal yang lumrah untuk meeting internasional (termasuk di forum PBB). Sesuai kebiasaan yang berlaku di forum internasional, masing-masing delegasi memiliki hak untuk menentukan kapan ketua delegasinya akan duduk di kursi delegasi atau meninggalkan ruangan” kata Juru Bicara Kemlu RI, Rolliansyah Soemirat, melalui keterangan resmi, pada Ahad, 22 Desember 2024.
Duta Besar Türkiye, Talip Küçükcan juga mengatakan situasi yang sebenarnya sesuai dengan yang telah dijelaskan oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI).
“Menanggapi pertanyaan Anda, saya ingin membagikan penjelasan berikut dari Kemlu yang memberikan perspektif dan informasi yang tepat,” kata Küçükcan kepada CNNIndonesia.com, Ahad (22/12) malam.
Proses ini lazim terjadi karena para delegasi sering kali memiliki agenda lain yang harus dihadiri, seperti pertemuan bilateral dengan delegasi negara lain.
Dengan kata lain, apa yang terjadi selama KTT adalah rutinitas normal dalam diplomasi internasional.