Jepang Maju Karena Budaya Disiplin dan Jujur
Beda sekali dengan ketepatan waktu pada mahasiswa kita. Yang tak merasa bersalah, apalagi merasa berdosa saat terlambat masuk kelas. Ini pelajaran pertama yang saya rekam dari budaya Jepang.
Padahal dalam ajaran Islam, berkali-kali ditegaskan agar kita disiplin waktu dengan berbagai sebutan, misalnya, demi masa, demi waktu malam, dan lain-lain yang menegaskan pentingnya kita menjaga waktu agar tidak merugi atau celaka.
Tapi apa faktanya, banyak mahasiswa kita yang menyia-nyiakan waktu. Sehingga, tidak produktif.
Pelajaran kedua yang saya rekam dalam ingatan adalah orang-orang Jepang menulis secara rinci setiap program dan pekerjaan yang direncanakan.
Misalnya, pertemuan kolaborasi kami ini dari tanggal 15 — 19 Januari 2025 sudah dicatat secara mendetil sekali dari hari ke hari hingga jam ke jam sejak 6 bulan lalu.
Mereka sudah terbiasa berpikir dan bekerja dengan pendekatan 5W+1H. Yaitu, apa pertemuannya, siapa saja terlibat yang melakukannya, dimana pertemuan itu dilakukan, kapan jadwal dilakukannya pertemuan, mengapa pentingnya pertemuan itu, serta bagaimana pertemuan itu dilakukan dan apa target capaiannya.
Semua itu sudah dirinci sedemikian rupa, sehingga semua peserta tidak ada yang melewatkan satu menit pun untuk tidak mengikuti acara.
Perencanaan yang matang didukung dengan ketaatan pada waktu, menjadikan orang Jepang dikenal paling disiplin. Paling tepat waktu. Hemat saya, inilah yang menjadi pendorong utama keperkasaan SDM Jepang.
Pelajaran ketiga yang saya ingat dari budaya Jepang adalah pada soal kejujuran dan integritas mereka. Selama belasan tahun saya berteman dengan orang Jepang, kesan saya mereka orang yang jujur dan berintegritas.
Mereka secara terus terang merasa bersalah jika memang telah melakukan kesalahan. Bagi mereka, lebih baik harakiri (bunuh diri) daripada melakukan hal curang yang memalukan.
Tidak lazim bagi mereka mengalihkan diri sembari mencari kambing hitam. Itu tidak ada di budaya mereka.
Kejujuran dan integritas inilah yang menjadikan penegakan hukum di Jepang dipatuhi. Hakim disana sangat disegani dan dimuliakan.