Layanan Kantor Imigrasi Banda Aceh Merepotkan dan Persulit Warga
Tapi berbeda saat dilayani petugas perempuan yang muda, saya dilayani dengan ramah dan dipinjami pulpen.
Setelah menunggu itu, saya mendapat antrian kedua di dalam kantor imigrasi dan menunggu 15 menit lagi.
Dan proses terakhir mengambil foto selama 15 menit. Total layanan selama 45 menit dan saya tidak mengerti apa gunanya nomor antrian yang sudah saya pesan jauh-jauh hari.
Hal ini ternyata bukan saya juga yang merasakan. Saat antri, saya mendengar ibu-ibu di belakang saya menggerutu dengan sistem antrian yang ajaib ini. “lebih nyaman dulu bisa tembak”, kata ibu itu.
Sudah daftar antrian online, datang tepat waktu kok masih antri lagi disini.
Saya menyarankan agar pihak kantor Imigrasi Banda Aceh mengevaluasi layanan sistem antrian yang mempersulit warga ini, dan menyediakan layanan tradisional tapi ditertibkan sebagai alternatif.
Sudah terbukti banyak keluhan aplikasi sehingga ratingnya 2.1 dan kenyataannya layanan di lapangan makin rumit. Ini bukti layanan antrian online itu buruk.
Tidak ada sistem yang sempurna apalagi di negara yang tertinggal dalam segala bidang saat ini dalam proses transformasi digital.
Saya yakin pemerintah yang mau maju menerima segala kritik, mengapreasiasi dan melakukan perbaikan. Saya juga mengharapkan layanan lebih ramah dan mudah kepada warga. Sebaiknya petugas front office diganti dengan petugas yang muda. Saya minta pimpinan Imigrasi hendaknya menegur petugas yang marah-marah kepada warga yang memiliki keterbatasan.
Penulis:
Teuku Farhan
Praktisi IT Aceh
Email : [email protected]