Kelompok Diskusi Iskada (KOKI), pada Kamis (1/12) menghadirkan narasumber Anggi Azzuhri, mahasiswa Doktoral Universitas Islam Internasional Indonesia (IIIU) Depok dan alumni S2 Hamad bin Khalifa University, Qatar.
Anggi yang lebih 2 tahun tinggal di Qatar mengawali diskusi dengan menyebutkan, “Qatar sebenarnya negara kecil. Luasnya lebih besar Aceh Besar. Ujung Utara ke Selatan hanya 3 jam naik mobil. Kalau kereta cepat 1,5 jam saja. Langsung bersambung dengan Arab Saudi. Tapi mereka punya visi yang besar,” sebutnya.
Secara kultur, pakaian, makanan,
dan ber-Islam juga sama dengan Arab Saudi. Hanya Qatar lebih terbuka terhadap agama lain. Sehingga Muslim di sana paling kecil bila dibanding negara Teluk lain. “Sekitar 70-75 persen,” ungkapnya.
Di sana banyak ekspatriat (pekerja luar negeri) terutama berasal dari India.
Penduduk Qatar asli Arab sekitar 700 ribu orang. Mereka merdeka tahun 1971 dari Inggris. Tetapi selama 20 tahun menjadi negara boneka. Dimana gas dan minyak dikuasai oleh Inggris. Baru sekitar 1998 menjadi negera “beneran”:
Emir Qatar, Hamad bin Khalifa memiliki visi untuk menyebarkan pengaruh Qatar terutama di Kawasan Teluk. Tiga visi utamanya, Edukasi, Investasi dan olahraga. Ada 20 orang anaknya yang memang dikenal hobi olahraga.
Pada tahun 1998, Qatar mendirikan 3 institusi besar. Dipilih para profesional dan ahli untuk mengisi dan menjalankan misi ini.
Mereka bukan dari kalangan Kerajaan. Tujuannya supaya tak nepotisme.
Tiga institusi itu, Qatar Foundation untuk riset dan edukasi. Kedua, Otoritas investasi Qatar dan Qatar Sport Commitee. Pengelolanya bukan dari keluarga raja, tapi dicari yang expert dari Amerika, dll. Mereka diharuskan mencapai target dan visi 30 tahun Qatar.
Seperti, penyedia beasiswa terbesar di Teluk dan itu tercapai pada tahun 2018. Para Syekh Al Azhar dibawa ke Qatar. Jadilah Qatar pusat pendidikan dunia Islam.
Dari sisi investment, Emir Qatar paham bahwa ke depan gas akan jatuh harga dan berkurang. Tak bisa hanya bergantung pada oil and gas. Jadi perlu ada investment. Tapi investasi mereka ke negara maju. Bukan ke negara miskin.
Salah satunya bandara Hydro di Inggris. 5 menit sekali pesawat turun. Kedua klub bola Perancis, PSG. Misal mereka beli Neymar harga saat mahal, tapi balik modalnya 600 persen. Kalau ke negara miskin ya charity namanya.
Qatar Sport Charity targetkan World Cup. Dulu awalnya hanya Asian Games. Pasca World Cup mereka targetkan nanti juga ada Olimpiade. Ada liga dunia nanti dibuat di Qatar. Termasuk sekolah klub besar dunia nanti harus dibuat di Qatar.
Contoh lain, pada saat pembangunan sebuah hotel, Sheraton, hotel terbesar itu dituliskan “See u in 2022” padahal saat dibuat tahun 1958. Mereka mewujudkannya.
Soal tuan rumah Piala Dunia, Qatar yang paling siap di banding China dan Moroko. Mungkin FIFA cari uang, ya Qatar dapat memenuhinya. Karena ada persiapan.
Pembangunan stadion dimulai tahun 2017. Sangat cepat. Education City Stadium contohnya, sangat cepat. Uang yang dihabiskan lebih 220 miliar juta Euro. Kalau dibanding APBN kita ya mungkin 3-6 tahun APBN Indonesia
Yang mereka bangun bukan stadion saja, tapi sistem kereta apinya juga.
Qatar kenapa banyak uang?
40 persen sekarang bukan lagi dari penjualan gas dan minyak. Tapi hasil investasi tadi.
Saat PT Arun tutup, kepalanya jadi kepala perusahaan gas di Qatar, maka banyak yang dibawa orang Aceh ke sana. Alumni Arun.
Walau banyak tinggal di luar negeri, tapi Emir Qatar sangat peduli dengan hal yang berkaitan dengan orang Islam. Kementerian Wakaf dan Kementerian Investasi paling banyak uang. Kementerian Wakaf sangat berpengaruh, maka mereka minta semua stadion ada masjid. Walau di luar itu ada juga masjid.
Masjidnya juga tidak besar, tapi bagus-bagus. Dengan Masjid Oman Lamprit lebih besar masjid di Aceh.
Cara Dakwah Qatar anti pemaksaan. Kalau orang ke stadion terus azan, itu nggak dipaksa. Tapi orang Qatar langsung ke masjid. Disiplin. Ini yang unik dan menarik.
Maka masjid selalu penuh. Jadi orang asing melihat jadi antusias. Maka di sana masjid sering sekali antri.
Restauran Indonesia ada 6 yang besar. 3 di Doha, Sentra, mamarozi (istri orang Aceh) dan Minang. Orang Indonesia sekitar 2.000 orang.
Beasiswa dari Qatar biasanya dapat perkampus. Biasa 8 orang pertahun. 20 orang seluruh dunia. Bisa kontak PPI di sana. Pendidikan SD (primary) 8 tahun, Secondary 4 tahun. Mirip Inggris dan Malaysia. Saat di kampus baru sama.
Jumlah gas Arun dan Qatar tak beda sebenarnya. Tapi bedanya soal visi negara. Administrasinya itu digital. Jadi rapi. Omongan orang nggak bisa dipegang, atau mungkin mudah lupa. Jadi didigitalisasi semua.
Alumni Qatar Foundation banyak sukses dan pengaruh di negara mereka saat pulang. Visi 30 tahun, Qatar harus taklukkan Teluk.
Kalau Qatar ngomong sekarang itu tunduk pada Qatar. Misal Aljazera, sangat berpengaruh di Teluk dan dunia.
Contoh lain dalam pengaruh politik
dan menjadikan Qatar sebagai pusat diplomasi. Seperti Thaliban vs Amerika ketemunya di Qatar. Seperti Turki, sentralnya ya Istanbul.
Project yang sifatnya harus target waktu biasa dikasih ke orang Jerman, karena dikenal tepat waktu, maka pembangunan yang berhubungan dengan waktu Project Manager dipilih orang Jerman atau Jepang .
Kereta api disana tidak pakai masinis, semua pake mesin. Jadi kalau telat jangan coba-coba masuk.
Biaya hidup mahal kalau dengan duit kita. Uang sewa hotel Rp 18 juta perhari. Rumah kecil Rp 25 juta.
Qatar kebanyakan mobil, 1 orang punya 4-6 mobil. Pengangguran disana punya Ferari. Di sana yang banyak Land Cruiser. Kalau ketabrak ya ditinggalin.
Kalau soal nikah syarat berat. Ada test DNA, managemen uang. Kalau tak bisa disekolahin sampai 2 tahun.
Masjid Umar bin Khattab, tempat Syekh Yusuf Qardhawi. Sejak 2018 tak boleh lagi ngomong. Karena usia beliau.
Apa yang bisa dilakukan?
Kerja sama paling sulit. Nego dari Indonesia sulit sekali. TKW banyak yang lari. Track Record Indonesia buruk. 2017 TKW nggak boleh lagi. Dari semua penyakit harus bebas, bukan TBC aja. Bisa diusir kalau terbukti ada penyakit kerja di sana.
Di masjid nggak boleh ada celengan, kotak Qatar Charity di mall. Pakai kartu debit. Pasti banyak kalau nyumbang, 500 riyal, dst.
Begitu lah beberapa catatan menarik dari negeri Qatar yang memiliki visi masa depan luar biasa.
Qatar telah mencengangkan dunia! Meski mereka kalah dalam Piala Dunia 2022, tapi perhelatan akbar World Cup 2022 mencatatkan banyak sejarah baru. Terutama misi besar Qatar untuk mengenalkan dakwah Islam pada dunia.
Maka tak mengherankan, persiapan matang Qatar bukan saja sebagai tuan rumah bagi Messi, Neymar, Ronaldo dkk untuk menjadi sang juara sejati, tapi Qatar menghadirkan sebuah pertunjukan Islam yang elegan.
Ya, cara dakwah Qatar dalam balutan World Cup 2022 telah membawa orang berbondong bondong belajar Islam. Lebih 1.000 orang baru malam pembukaan, telah menjadi muallaf, dan banyak hal menarik lainnya.
Demikian beberapa catatan diskusi Kamis sore ISKADA (1/12) pekan ini ditulis kembali oleh Azwir Nazar.
Insya Allah diskusi terbuka untuk umum dan gratis tiap Kamis sore Ba’da Ashar dengan tema-tema aktual dan menarik di Markaz Iskada Lambhuk, depan Sentra Kupi. (IA)