Raih Ampunan Allah di Bulan Ramadhan, Sarana Menuju Taqwa
Hikmah pensyariatan iktikaf pada bulan Ramadhan ialah untuk menjemput satu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu malam Lailatul Qadar yang besar kemungkinan terdapat pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan terutama pula pada malam sepuluh terakhir di Bulan Ramadhan.
Memang untuk iktikaf memiliki syarat-syarat khusus sebagaiman yang tertuang dalam kitab-kitab fikih tentu agar sahnya ibadah tersebut.
Malam Lailatul Qadar sebagaimana yang disebut dalam Al Qur’an dan banyak hadits Nabi merupakan malam yang sangat istimewa. Sehingga dari masa Rasulullah upaya untuk menggapai Lailatul Qadar terus diusahakan secara maksimal.
Karena siapapun yang berpapasan ibadahnya pada malam Lailatul Qadar, maka pahalanya melebihi seribu bulan atau lebih dari delapan puluh tiga tahun beribadah.
Mengenai malam Lailatul Qadar memang banyak perbedaan pandangan dari para ulama dan ilmuan Islam kapan secara pasti.
Al Hafidz Ibnu Hajar al Asqalani secara khusus dalam karya besarnya Fathul Bari Syarah Sahih al Bukhari menyebutkan sekitar empat puluh pandangan mengenai kapan kemungkinan Lailatul Qadar, walaupun memang Syekh San’ani menyebutkan bahwa apabila didetailkan maka pandang-pandangan tersebut bisa diminimalisir.
Walaupun memang kesimpulan mengarah kepada sepuluh malam terakhir di Bulan Ramadhan terutama pada malam-malam yang ganjil sebagaimana yang masyhur dalam berbagai riwayat yang berasal dari Rasulullah.
Ahli hadits lainnya al Hafidz Waliyuddin al Iraqi dalam tulisannya tentang malam Lailatul Qadar menyebutkan ada sekitar dua puluh tujuh pandangan berkenaan dengan lailatul qadar.
Bila disimpulkan, potensi malam Lailatul Qadar adalah pada Bulan Ramadhan di sepuluh terakhir terutama pada bilangan ganjil; dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh, dua puluh sembilan, serta ada yang menyebut pada malam dua puluh empat dan ada yang menegaskan pada malam dua puluh tujuh.
Hikmah tidak adanya penetapan yang pasti mengenai malam Lailatul Qadar, agar umat Islam berlomba-lomba dalam ketaatan dan tidak mengganggap sepele hari-hari di Bulan Ramadhan. Karena menurut satu pandangan bahwa Lailatul Qadar berpindah-pindah pada pada malam hari sepuluh terakhir Bulan Ramadhan.