Stunting, Masa Depan Generasi Aceh Mengkhawatirkan
Sementara ambang batas toleransi yang direkomendasikan oleh organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organizations) tentang jumlah stunting yaitu hanya 20%.
Tidak ada satupun kasus stunting pada kabupaten/kota di Aceh yang berada di bawah ambang toleransi WHO. Jika hal ini terus dibiarkan dikhawatirkan generasi Aceh memiliki daya saing yang rendah di masa depan.
Penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi pada anak terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) mulai dari masa konsepsi (pembuahan sel telur).
Sehingga calon ibu harus sangat memperhatikan kesehatan dirinya dan asupan gizi yang cukup agar nutrisi selama kehamilan terpenuhi dengan baik. Pada usia kehamilan 3 bulan terjadi perkembangan otak janin sehingga diperlukan asupan nutrisi yang baik dan memadai bagi ibu hamil agar janin dalam kandungan juga mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembangnya.
Penting bagi ibu hamil mengonsumsi tablet penambah darah dalam masa kehamilannya untuk mencegah anemia (kekurangan sel darah merah sehat atau hemoglobin) yang dapat menyebabkan sel-sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen dan tidak berfungsi secara normal dan dapat menyebabkan anak lahir dengan gangguan tumbuh kembang seperti stunting.
Ibu hamil dengan asupan gizi yang rendah dan mengalami penyakit infeksi akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan dapat menyebabkan panjang badan bayi dibawah standar.
Tentu saja hal ini sangat merugikan si anak dimana ia akan mengalami penurunan perkembangan kognitif, sensorik dan motorik sehingga akan mengakibatkan penurunan kapasitas produktif.
Asupan gizi yang baik untuk bayi juga dipengaruhi oleh pola asuh seperti pemberian ASI, melakukan inisiasi menyusui dini (IMD), pemberian ASI eklusif selama 6 bulan, dan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang benar.
Selain itu stunting juga dipengaruhi oleh faktor sanitasi/kebersihan dimana hal ini akan berdampak dengan pertumbuhan anak. Anak yang sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri maupun virus akan menyebabkan anak dapat mengalami gangguan saluran pencernaaan bahkan mengalami infeksi usus sehingga saat anak tersebut sakit nafsu makan akan menurun, penyerapan gizi akan berkurang dan mempengaruhi kebutuhan gizi anak yang berujung tejadinya gangguan tumbuh kembang anak.