Stunting, Masa Depan Generasi Aceh Mengkhawatirkan
Terdapat beberapa ciri–ciri stunting yang dapat dilihat oleh para orangtua pada anak, yaitu:
● Melihat kurva tumbuh kembang anak dari WHO, dengan melakukan pengukuran tinggi badan yang disesuaikan dengan usia. Jika kurva menunjukkan hasil <2 SD (Standar Deviasi) maka anak mengalami stunting. Kegiatan ini dapat dilakukan secara mandiri dirumah ataupun membawa anak ke posyandu terdekat.
● Anak mudah diserang berbagai penyakit
● Pertumbuhan gigi melambat
● Berat badan anak tidak naik, bahkan cenderung menurun
● Memiliki kemampuan fokus dan daya ingat yang tidak baik
● Anak menjadi lebih pendiam dan kurang atau bahkan tidak mau melakukan kontak mata dengan orang sekitar
● Saat menginjak remaja, anak perempuan akan terlambat mendapatkan menstruasi
Pemerintah sangat serius menangani stunting.
Komitmen untuk penurunan stunting diwujudkan dalam kebijakan nasional penurunan stunting melalui Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan, terutama kesehatan ibu, anak dan pengendalian penyakit dengan pendekatan berbagai program dan kegiatan yang dilakukan lintas sektor.
Implementasi perbaikan gizi juga dituangkan ke dalam Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2015-2019. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2018 yang dilansir oleh Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementrian Kesehatan Republik Indonesia terjadi penurunan kasus stunting di Indonesia, namun tentu saja kita tidak boleh lengah dan harus terus melakukan pencegahan stunting ini.
Jika anak sudah mengalami stunting, para orangtua tidak perlu panik karena tumbuh kembangnya masih dapat diperbaiki dengan berbagai cara intervensi yang dapat dilakukan dalam masa 1000 HPK.
Semakin cepat diketahui, maka akan semakin cepat penangan yang dilakukan walaupun membutuhkan proses yang tidak instan.
Permasalahan stunting ini akan berdampak pada kualitas SDM dalam jangka pendek dan jangka panjang, dimana juga terdapat kontribusi balita stunting terhadap 1,5 juta (15%) kematian balita di dunia dan menyebabkan hilangnya masa hidup setiap tahun.