Selasa, 16 Agustus 2022
27 °c
Banda Aceh
27 ° Sel
28 ° Rab
27 ° Kam
27 ° Jum
InfoAceh.net
No Result
Tampilkan Semua
Selasa, 16 Agustus 2022
InfoAceh.net
27 °c
Banda Aceh
27 ° Sel
28 ° Rab
27 ° Kam
27 ° Jum
No Result
Tampilkan Semua
InfoAceh.net
No Result
Tampilkan Semua

Tidak Sebanding Soekarno, Jalan Kemal Attaturk Upaya Merongrong Semangat Beragama

Oleh Redaksi
Kamis, 21 Oktober 2021 | 6:12 WIB
SAVE_20211021_060617
FacebookWhatsappTwitterTelegram

Imam Shamsi Ali*

Saat ini terjadi polemik tentang rencana pemberian nama sebuah jalan utama di Jakarta dengan nama Jln Kemal Attaturk. Konon kabarnya sebagai imbalan di Ankara Turki juga akan ada sebuah jalan yang dinamai Jln Soekarno.

Tentu saling memberi nama jalan dengan nama seorang tokoh dari negara masing-masing dianggap sebagai simbol kedekatan.

Sementara itu pemilihan Kemal Attaturk untuk dipakai sebagai nama jalan di Jakarta menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat, khususnya umat Islam.

Kemal Attaturk memang dikenal sebagai Bapak Sekularisme Turki. Bahkan lebih dari itu Kemal Attaturk dikenal sebagai sosok yang tidak saja menumbangkan Ottoman Empire (Khilafah Utsmaniyah). Tapi juga sangat identik sebagai sosok yang anti agama.

Di bawah kekuasaan Attaturk Islam dibumihanguskan di Turki. Simbol-simbol agama dilarang bahkan dianggap kejahatan. Semua gedung-gedung publik, termasuk sekolah, kantor pemerintahan hingga ke parlemen tidak memperbolehkan simbol agama.

Jilbab diharamkan. Bahkan azan yang berbahasa Arab pun diganti menjadi azan yang berbahasa Turki.

Saya tidak bermaksud merincikan lagi sepak terjang Kemal Attaturk sebagai musuh Islam (dan agama). Karena saya yakin hal ini sudah menjadi pengetahuan dasar umum (ma’kumun bid-dhorurah). Hanya orang bodoh atau pura-pura bodoh yang tidak tahu atau juga pura-pura tidak tahu.

Dengan rencana pemberian nama jalan Kemal Attaturk di sebuah jalan utama, pusat kota Jakarta yang istimewa (Menteng) memang menimbulkan banyak reaksi negatif, bahkan resistensi. Kenapa yang dipilih Attaturk? Dan kenapa di jalan istimewa Menteng?

Tentu dengan memakai positive mind (pemikiran positif) kita berharap pertukaran nama jalan ini akan lebih menguatkan relasi Indonesia dan Turki. Keduanya adalah negara muslim yang besar dan masing-masing punya potensi untuk kejayaan Islam dunia.

Tapi di balik dari hal positif itu ada beberapa pertanyaan yang mengganjal di benak banyak orang.

Pertama, Kenapa nama Kemal Attaturk yang dipilih? Padahal sosok ini jelas dikenal sebagai master sekularisme Turki? Sementara Indonesia dikenal sebagai negara yang tidak menghendaki sekularisme (apalagi atheisme) tapi juga tidak menghendaki agama apapun untuk dijadikan sebagai dasar bernegara.

Artinya Kemal Attaturk adalah sosok yang tidak dikehendaki oleh Indonesia yang memahami agama sebagai bagian penting dari kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kedua, siapa sesungguhnya yang menentukan nama tokoh yang akan dipakai sebagai nama jalan? Apakah Indonesia yang mengusulkan? Atau pihak Turki sendiri yang mengusulkan?

Kalau seandainya Indonesia yang mengusulkan, kira-kira latar belakang pemikirannya apa? Apa yang ingin dituju dengan menjadikan Attaturk sebagai tokoh yang begitu besar hingga dijadikan nama jalan? Tidakkah keputusan (pemilihan) ini bertentangan dengan spirit bangsa dan negara Indonesia?

Kalau sekiranya pihak pemerintah Turki yang memilih, lalu apa pula latar belakangnya? Apakah ini sebuah konfirmasi bahwa pemerintahan Erdogan mulai panik dengan menguatnya oposisi sejak pecah dengan kelompok Fethullah Gulen?

Ada kecurigaan bahwa ketika seseorang terlalu disanjung, bahkan beberapa pihak di Indonesia, akan kerasukan perasaan heroisme (kepahlawanan). Khawatirnya (semoga tidak) Erdogan mulai kemasukan perasaan itu.

Selain itu harus dipahami bahwa Erdogan adalah politisi yang tentunya punya ambisi pribadi, kelompok dan kepentingan nasionalnya. Salah satu kepentingan Turki adalah menjaga keanggotaannya di organisasi NATO.

Ketiga, terlepas dari siapapun yang memilih nama dan nama siapapun yang dipilih, kira-kira apa yang akan dituju dari penamaan itu?

Negative mind (pemikiran negatif) saya mengatakan jangan-jangan ini bagian dari konspirasi untuk semakin menguatkan sekularisme di negara muslim terbesar dunia. Sehingga sesungguhnya ini adalah bagian dari “Islamophobia” global untuk semakin memarginalkan nilai-nilai Islam (agama) dalam kehidupan publik.

Kalau sekiranya saya benar, tentu ini paradoks dengan apa yang lumayan bagus sedang dikembangkan oleh pemerintahan RI saat ini. Salah satunya adalah menggalakkan berbagai insitusi yang berdasar syariah, termasuk keuangan, perbankan dan ekonomi syariah secara umum.

Bahkan Bung Menteri Sandiaga Uno sedang menggalakkan pariwisata yang berbasis syariah.

Karenanya jangan sampai hal sepele ini memberi ruang bagi publik untuk menguak kebijakan paradoks pemerintah. Di satu sisi menggemborkan kata syariah dalam kegiatan ekonomi. Tapi di sisi lain ingin menghadirkan imej jika Islam (syariah) itu anti negara. Sebagaimana Attaturk pernah melakukan di masanya.

Membandingkan Kemal Attaturk dengan Soekarno

Hal lain yang menjadi catatan adalah bahwa Kemal Attaturk dan Soekarno tidak dapat disandingkan. Walaupun karena dorongan situasi politik saat itu Soekarno pernah mengembangkan filsafat politik gado-gado (nasionalisme, agama dan komunisme). Tapi Soekarno tetap yakin dengan urgensi agama dalam kehidupan publik (berbangsa dan bernegara).

Sementara Kemal Attaturk tidak saja anti agama. Tapi menghancurkan segala hal yang dianggap berbau agama.

Di arena internasional Soekarno jelas sepak terjangnya. Keberanian dan kemampuannya yang didukung kharisma yang tinggi di mata tokoh-tokoh dunia menjadikannya mampu menjadi tokoh yang dihormati dan disegani. Salah satu peninggalan sejarah Soekarno dalam hubungan gobal adalah Gerakan Non Blok (Non Align Movement) atau organisasi negara-negara Asia Afrika. Hingga kini GNB adalah sub-organisasi terbesar setelah PBB dalam tatanan dunia global kita.

Sementara Attaturk gagal dalam dan luar negeri. Dalam negeri Turki sejak masanya tidak mengalami kemajuan, bahkan dalam Demokrasi dan perpolitikan. Karena sejak Attaturk berkuasa kekuatan politik tidak pernah murni di tangan rakyat.

Justru kekuasaan ada di tangan militer. Demikian pula perekonomian Turki amburadul dengan segala potensi yang dimilikinya.

Barangkali “embarrassment” (rasa malu) terbesar Attaturk adalah kegagalan memasukkan Turki sebagai anggota NATO. Padahal telah menjual harga diri ke anggota NATO untuk diterima menjadi bagian dari mereka. Justru Turki diterima jadi anggota NATO di saat Erdogan menjadi penguasa negeri itu.

Hal ini menjadi catatan penting bahwa dalam hal urusan internasional (global matters) Attaturk tidak sebanding dengan Soekarno.

Semua ini harusnya menjadi dasar pemikiran bagi semua agar tidak mengambil sebuah langkah yang tidak perlu. Bahkan keputusan memakai nama Attaturk sebagai nama jalan di Menteng, kawasan yang bergengsi di Ibukota negara, dapat dicurigai sebagai upaya merongrong semangat beragama di negeri tercinta.

Tragisnya, jangan-jangan ini menjadi bagian dari pelemahan nilai Pancasila di balik slogan: Saya Pancasila!

Semoga tidak!

Subway NYC, 20 Oktober 2021

*Presiden Nusantara Foundation

Dapatkan kabar harian terbaru dari INFOACEH.NET

Berhenti Berlangganan

Berita Terkait

IMG_20220809_122226_422

Syariat Islam di Aceh Belum Gagal

Selasa, 9 Agustus 2022
IMG-20220731-WA0000

Antara Keterbukaan Informasi Publik dan Keterbukaan Game Judi Online di Aceh

Minggu, 31 Juli 2022
IMG-20220719-WA0001

Haji Mabrur, Terlihat dalam Kehidupan Setelah Pulang

Selasa, 19 Juli 2022
Ir Zulkifli Abdy, Pemerhati Sosial dan Mantan Anggota DPRK Banda Aceh

Demokrasi Berdaulat Kekuasaan

Jumat, 8 Juli 2022
Lainnya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Infoaceh.net di kanal Telegram “Info Aceh Update”. Klik t.me/infoacehnet untuk bergabung.


IMG-20220730-WA0009
IMG-20220729-WA0000

TRENDING HARI INI

Satu tiang bendera masih kosong di halaman depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, yang hingga 17 tahun perdamaian belum juga dikibarkan bendera Aceh

17 Tahun Damai Aceh: Kejelasan Bendera Aceh Dipertanyakan, Untuk Apa Tiang Kosong di DPRA?

14 Agustus 2022

Koordinator Zikir Rateb Siribee Tgk Syukri Daud Pango

Didukung Pj Gubernur, Tgk Syukri Pango Ajak Masyarakat Hadiri Zikir Rateb Siribee di Masjid Raya

12 Agustus 2022

Ketua Umum DPP PAR Ir Khaidir TM MM menyerahkan berkas pendaftaran kepada Ketua KIP Aceh Syamsul Bahri menjelang penutupan, Ahad malam (14/8)

Jelang Penutupan, Partai Amanah Reformasi Daftar ke KIP Aceh

15 Agustus 2022

Ketua DPRA Saiful Bahri

Ketua DPRA: Sejak MoU Helsinki Diteken, Mimpi GAM untuk Merdeka dari NKRI Tertunda

15 Agustus 2022

Darmansah SPd MM akan dilantik menjadi Pj Bupati Abdya

Darmansah Akan Dilantik Jadi Pj Bupati Abdya

13 Agustus 2022

IMG-20220729-WA0035

TERKINI

IMG-20220816-WA0003

Jamu Makan Siang Paskibraka Aceh, Pj Wali Kota Ingatkan Tiga Hal

4 jam lalu

Menko Polhukam Mahfud MD berbicara pada peringatan 17 tahun Aceh damai, di hadapan tokoh asal Aceh yang tergabung dalam Dewan Pengurus Pusat Diaspora Global Aceh, di Gedung Lemhannas, Jakarta Pusat, Senin (15/8)

17 Tahun Perdamaian, Mahfud Ajak Masyarakat Aceh Jaga Persatuan Bangsa

5 jam lalu

Prof Dr Herman Fithra saat mendaftar sebagai Bakal Calon Rektor Universitas Malikussaleh Lhokseumawe periode 2022-2026

Empat Kandidat Mendaftar Bakal Calon Rektor Unimal Lhokseumawe, Ini Namanya

5 jam lalu

IMG_20220815_231154

Dilantik Pj Bupati Abdya, Darmansah Tak Terlibat Partai Politik

7 jam lalu

IMG-20220815-WA0082

Lomba Perahu Hias dan Dayung Perahu Karet Meriahkan Festival Merah Putih Krueng Aceh

7 jam lalu

IMG-20220729-WA0001
IMG_20220723_062307_190
IMG-20220726-WA0000
IMG-20220702-WA0024
  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer

e-Mail : [email protected]

© 2020-2021 PT INFO ACEH NET

No Result
Tampilkan Semua
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga

© 2020-2021 PT INFO ACEH NET