Banda Aceh — Beragam prestasi di tengah pandemi Covid-19 telah ditorehkan oleh para siswa Aceh dari jenjang SD, SMP hingga SMA sederajat baik di tingkat nasional maupun internasional.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Aceh, Rachmat Fitri HD, mengklaim hal ini sebagai pembuktian telah terjadinya pemerataan kualitas pendidikan di seluruh daerah di Provinsi Aceh saat ini.
Hal demikian disampaikan Kadisdik Aceh dalam program talkshow yang diselenggarakan Radio Republik Indonesia (RRI), Jumat (6/11) di Aula Dinas Pendidikan Aceh.
Selain Kadisdik Aceh, narasumber dalam talkshow bertema “Mengapa pendidikan Aceh menjadi sorotan? Padahal berbagai prestasi juga diraih” juga menghadirkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh, Saminan, Kepala Bidang Pembinaan SMK dan Plt Kabid Pembinaan GTK, T. Miftahuddin dan Kepala UPTD Balai Tekkomdik, T. Fariyal.
Talkshow itu juga turut dihadiri siswa dan siswi berasal dari Kota Banda Aceh yang telah meraih prestasi di tingkat nasional maupun internasional tahun 2020.
“Justru di tengah pandemi Covid 19 melanda dunia, anak-anak Aceh mampu mengukir prestasi hingga ke level internasional. Mampu bersaing dengan pelajar dari negara lain, ini merupakan sebuah kebanggaan bagi kita,” tutur Haji Nanda, sapaan akrab Rachmat Fitri.
Menurut Haji Nanda, keberhasilan dunia pendidikan tidak lepas dari tiga faktor penting, yaitu peran keluarga di rumah, lingkungan masyarakat yang baik, serta pembelajaran yang berkualitas di sekolah.
“Jika ketiga fungsi ini telah berjalan secara baik, maka akan lahir banyak prestasi dari anak-anak kita. Sebaliknya, jika ada faktor yang tidak berjalan baik, maka prestasi akan sulit diraih,” ungkapnya.
Kadisdik mengajak seluruh siswa yang ada di Aceh untuk terus meningkatkan kompetensinya melalui berbagai ajang perlombaan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Selain itu, guru diminta terus mencari dan membimbing mereka agar bisa diantarkan hingga ke Perguruan Tinggi favoritnya.
“Kami mengajak para guru berusaha semaksimal mungkin mengajari dan membina para pelajar yang berpotensi dan memiliki cita-cita untuk lulus di 10 Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia,” serunya.
Pelaksanaan pembelajaran selama Covid-19, menurutnya harus dilaksanakan dengan prinsip kehati-hatian dan penuh dengan pertimbangan. Pemerintah telah membuat protokol kesehatan dan POS pendidikan untuk dapat diterapkan pada saat Proses Belajar Mengajar (PBM) berlangsung.
“Pendidikan tidak boleh berhenti, namun keselamatan jiwa adalah hal utama. Dengan adanya Covid- 19 ini maka perubahan telah terjadi dan penerapan IT di satuan pendidikan menjadi sebuah kewajiban dalam melangsungkan pembelajaran,” tukasnya.
Kegiatan yang berlangsung selama satu jam dan disiarkan langsung RRI Banda Aceh tersebut juga diadakan tanya jawab antara siswa berprestasi dengan kepala dinas pendidikan yang berhadir. (IA)