Lima Guru Besar Dikukuhkan, USK Sudah Miliki 166 Profesor
Kontribusi untuk kesejahteraan ummat juga dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Eti Indarti, M.Sc, melalui kepakarannya bidang Ilmu Teknologi Hasil Pertanian. Prof Eti mengembangkan kemasan pangan yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan berbasis limbah selulosa.
“Prof. Eti mengembangkan kemasan Biofoam yang terbuat dari bahan biodegradable berbasis serat. Tidak hanya itu, Prof. Eti juga mengembangkan smart packaging, yaitu kemasan yang mampu menunjukkan kondisi atau mendeteksi pangan di dalam kemasan dengan indikator warna,” jelas Prof Marwan.
Kajian Prof. Eti sangat penting untuk menjawab permasalahan kemasan pangan plastik yang saat ini masih mendominasi. Sekaligus sebagai upaya mengoptimalkan komoditas lokal untuk menciptakan smart packaging yang ramah lingkungan.
Sementara itu, Prof Dr Drs Ishak M.Si, merupakan satu-satunya profesor yang dikukuhkan dari bidang sosial dalam pengukuhan tersebut. Rektor UTU ini, telah memberikan perhatian penuh dalam menjaga keberlangsungan hidup koperasi di Indonesia khususnya di era ekonomi digital. Ada beberapa hal yang nilainya dapat berkontribusi meningkatkan daya hidup koperasi.
Seperti merevitalisasi nilai, melakukan penguatan kelembagaan dan bisnis, penguatan pasar internal di dalam koperasi, membenahi infrastruktur, memanfaatkan teknologi digital dan Cooperative Network, serta penguatan partisipasi anggota. Jika hal tersebut dapat dilakukan, maka efisiensi dan produktivitas koperasi Indonesia akan meningkat.
“Maka kajian Prof. Ishak sangat dibutuhkan untuk menjawab permasalahan koperasi di era digitalisasi ini. Kami berharap, hasil kajian ini dapat segera ditindaklanjuti sebagai upaya kita untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa,” harap Rektor.
Selanjutnya ada Prof. Dr. Yuliani Aisyah, S.TP., M.Si, salah satu pakar atsiri yang dimiliki USK, dan peneliti atsiri pertama di Indonesia yang mampu meningkatkan kadar patchouli alcohol.
Melalui keahliannya dalam bidang teknologi hasil pertanian, Prof. Yuliani mengkaji kebermanfaatan dari minyak atsiri, yang bertujuan untuk mengatasi keterbatasan pemanfaatan minyak atsiri selama ini. Prof. Yuliani menguji aktivitas antibakteri dari minyak atsiri yang dihasilkan dari tujuh jenis tanaman.