BANDA ACEH – Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh menggelar Seminar Manajemen Keorganisasian dan Kepemimpinan, Sabtu (9/3/2024) di aula fakultas tersebut.
Seminar yang mengusung tema membangun jiwa keorganisasian dan kepemimpinan yang adaptif di era 5.0 turut menghadirkan tiga pemateri, yakni Musannif, Dr Silahuddin dan Dr Sabirin.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN Ar-Raniry Banda Aceh Prof Dr Saifullah Idris MAg dalam sambutannya turut menyoroti pentingnya berorganisasi di kalangan mahasiswa sebagai bekal pengalaman dan juga menumbuhkan relasi yang berguna ketika meninggalkan dunia kampus.
Dalam kesempatan tersebut, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Syarifuddin MAg PhD memberikan analogi yang menggugah dalam sambutannya.
Dekan Syarifuddin mengingatkan pentingnya terus belajar dan mengembangkan diri dengan metafora tidak menjadi “mobil rongsokan” dalam era ilmu pengetahuan yang terus berkembang.
“Jangan mau jadi mobil rongsokan. Aliran ilmu terus mengalir, dan kemajuan pengetahuan terus berlangsung. Lalu, jika kita tidak memiliki keinginan untuk terus menimba sejumput ilmu, bukankah kita hanya akan menjadi manusia rongsokan yang ketinggalan zaman,” ujar Syarifuddin.
Di hadapan 80 peserta, Syarifuddin juga mendorong para mahasiswa terus memiliki semangat untuk berjuang, membangun pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Ketua DEMA Fakultas Adab dan Humaniora Ikram Maulana, menyampaikan harapannya agar seminar ini dapat memperkuat keorganisasian dan kepemimpinan di kalangan mahasiswa, khususnya yang berada di lingkungan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pendorong bagi mahasiswa untuk terus mengasah kemampuan dan menyiapkan diri menjadi pemimpin di masa depan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kaya akan pengalaman dan keterampilan organisasi.
Salah seorang narasumber Dr Silahuddin MAg dalam pemaparan materinya tentang kepemimpinan mahasiswa yang adaptif di era 5.0 mengatakan, pemimpin tidak lahir karena ijazah tapi oleh kerja keras dan kepedulian yang terus diasah.
“Tugas pemimpin menyiapkan pemimpin berikutnya, dan setiap pemimpin ada masanya dan setiap masa ada pemimpinnya,” ungkap Silahuddin yang juga Ketua Program Doktor PAI UIN Ar-Raniry.
Silahuddin mengingatkan lima karakteristik pemimpin yang harus dimiliki, di antaranya memiliki tanggung jawab dan keseimbangan, model peranan yang positif, mempunyai keterampilan komunikasi dan ide yang baik, memiliki pengaruh positif, dan terakhir memiliki kemampuan untuk meyakinkan orang lain/jujur. (IA)