Banda Aceh — Nazaruddin Musa M.LIS, dosen tetap Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh terpilih sebagai Ketua Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia (PD-IPI) Provinsi Aceh periode 2021 – 2023 menggantikan Didi Setiadi S.Sos.
Kandidat Doktor Manajemen Multimedia Universiti Utara Malaysia terpilih setelah mengungguli dua kandidat lainnya Abdul Manar, M.Hum dan Tgk Nurul Kemala Hayati, MM dalam Musyawarah Daerah (Musda) XIII Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Aceh yang digelar secara virtual menggunakan aplikasi zoom meeting di Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Rabu (25/11).
Pimpinan sidang Musda XIII IPI Aceh, Arkin mengatakan dalam pemilihan, Nazaruddin memperoleh 103 suara sedangkan dua kandidat lainnya masing-masing Tgk. Nurul Kemala Hayati memperoleh 32 suara dan Abdul Manar memperoleh 4 suara.
“Dalam tahapan pencalonan hanya muncul 3 kandidat, setelah dilakukan pemilihan dan pemungutan suara melalui sistem e-voting, Nazaruddin terpilih sebagai Ketua IPI Aceh periode 2021-2023,” kata Arkin yang juga panitia pelaksana Musda XIII IPI Aceh, Rabu (25/11).
Ketua IPI Aceh terpilih, Nazaruddin, M.LIS mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh seluruh peserta Musda yang berhadir. Ia berharap ke depan profesi pustakawan lebih dikenal dan eksis serta mampu berdiri sejajar dengan profesi lainnya.
“Terima kasih atas amanah yang diberikan, Insya Allah program 100 hari pertama setelah nanti dilantik salah satunya penguatan organisasi, penguatan sistem informasi dan penguatan kesekretariatan,” ujar Nazar usai terpilih saat memberikan sambutan perdana.
Sementara Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Dr Roeslan Abdul Gani, M.Pd berharap kepada ketua terpilih nantinya menjadikan IPI Aceh sebagai wadah pemersatu dan berkreativitas bagi seluruh pustakawan Aceh dan dapat bersinergi dengan Pemerintah.
Serta mendukung program Pemerintah Aceh khususnya dalam meningkatkan sumber daya manusia yang unggul sebagaimana visi Pemerintah Aceh dalam mewujudkan “Aceh Carong”. (IA)