Proses Belajar Mengajar Selama Covid-19 di Aceh Tidak Efektif
“Kita juga sedang mempersiapkan grand desain untuk pendidikan menuju ke arah new normal, ini kita lakukan bersama multi stakeholder. Perlu kami sampaikan bahwa, untuk saat ini, dana BOS bisa digunakan untuk proses pembelajaran secara daring” kata Irawan.
“Jika kondisi ini berkepanjangan, maka kita sudah mempersiapkan beberapa solusi. Seperti pelatihan guru untuk proses belajar secara daring, penambahan tower untuk daerah terpencil,” tambahnya.
Selanjutnya, Kepala Kantor Kemenag Kota Banda Aceh Dr. Asy’ari yang berkesempatan mengikuti diskusi tersebut memaparkan, pihaknya tetap mengikuti petunjuk dari Kemenag RI.
“Kami akan mengikuti petunjuk dari pihak Kemenag. Untuk pembelajaran new normal, mungkin dengan sistem belajar selang seling yang bertujuan untuk memperkecil jumlah siswa yang hadir,” sebut Asy’ari.
Kadis Pendidikan Banda Aceh, Dr. Saminan memaparkan, selama pandemi Covid-19 ini pihaknya tetap bekerja melayani murid dengan berbagai sistem pembelajaran. Ada yang dengan sistem online ada juga yang gurunya datang ke rumah-rumah siswa.
“Proses belajar mengajar (PBM) tetap berjalan walaupun dimasa Covid -19, tetapi dengan sistem yang berbeda, yaitu tidak ada tatap muka. Sistem yang digunakan salah satunya yaitu melalui pembelajaran online, namun ada juga yang didatangi oleh guru ke rumah siswa. Yaitu bagi mereka yang tidak memiliki smartphone,” ujarnya.
Saminan juga menjelaskan, Disdik Banda Aceh melakukan polling untuk guru, siswa, dan wali murud. “Iya kami juga mengadakan sistem polling untuk sekolah, jadi dalam polling tersebut 49% meninta agar sekolah dilanjutkan secara tatap muka, namun tetap dengan protokol kesehatan, selanjutnya 35% tidak setuju, dan sisanya 16% tidak tahu” tambah Saminan.
Selanjutnya, Kadis Pendidikan Banda Aceh tersebut juga berharap agar pelajaran Bahasa Aceh dapat masuk kembali dalam kurikulum dan terdata di dapodik. Sehingga, bahasa ibu tersebut tidak tenggelam oleh masa.
Ketua Asosiasi Manajemen Pendidikan Islam se-Indonesia Dr. Sri Rahmi mengungkapkan, saat ini yang dijalankan oleh dunia pendidikan pada umumnya adalah protokol kesehatan, bukan protokol pendidikan. “Belajar dari rumah itu protokol kesehatan, protokol pendidikannya mana?” tanya Sri Rahmi.