Kadis Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri mencoba menggunakan bilik disinfektan dan alat cuci tangan otomatis
Banda Aceh — Dinas Pendidikan Aceh memfasilitasi tim pengembang SMK Negeri 2 Karang Baru, Aceh Tamiang untuk berinovasi merancang dan memproduksi alat pencuci tangan otomatis dan disinfection chamber (bilik disinfektan) hemat energi.
Kepsek SMKN 2 Karang Baru secara khusus menghibahkan hasil inovasi pihaknya untuk dipasang dan digunakan pegawai dan tamu di Kantor Dinas Pendidikan Aceh.
Kadis Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri HD, didampingi Kabid Pembinaan SMK, T. Miftahuddin dan Ketua Dharma Wanita Disdik Aceh, Nurasma Rachmat Fitri berkesempatan menyaksikan langsung proses perakitan dan mencoba menggunakan kedua alat yang terletak di halaman Gedung A Kantor Disdik Aceh, Jumat (17/4).
“Kita berbangga dan mengapresiasi inovasi dari SMKN 2 Karang Baru yang sangat bermanfaat bagi masyarakat dan merupakan karya orisinil dari kolaborasi antara para siswa dan guru. Ini menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain di Aceh,” katanya.
Rachmat Fitri memaparkan meskipun sederhana, alat tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar terutama untuk mengurangi risiko penularan Coronavirus Disease (Covid-19). Alat tersebut dapat dimanfaatkan di fasilitas umum yang sering dilalui masyarakat.
“Kita sudah membuat spanduk berisi himbauan di depan Kantor Disdik Aceh agar para pegawai yang melaksanakan piket dan tamu yang datang untuk dapat mencuci tangan dan menyemprotkan diri di bilik yang telah tersedia,” jelasnya.
Kadisdik mengucapkan terima kasih kepada kepala SMKN 2 Karang Baru atas pemberian alat-alat ini yang merupakan karya inovasi teknologi yang tepat dalam memutuskan mata rantai Covid-19 di Aceh.
“Alat-alat yang dibuat SMKN 2 Karang Baru ini menjadi contoh bagi SMK-SMK lain untuk terus berkreasi dan berinovasi agar dapat menciptakan alat yang lebih sempurna lagi ke depan,” pungkasnya.
Kepala SMKN 2 Karang Baru, Drs Bujang SG, MT didampingi Ketua Tim Pengembang, Rahmad Purnama, S.ST, M.Eng menjelaskan awal mula pihaknya mendapatkan ide tersebut dikarenakan keinginan dari kepala sekolah untuk membuat suatu alat yang berguna bagi masyarakat dalam memutuskan penularan Covid-19.
“Hari ini kita sudah dapat menciptakan dua alat yaitu bilik disinfektan dan pencuci tangan otomatis. Ini produksi yang kedua dan kita berikan untuk digunakan di Kantor Disdik Aceh,” terangnya.
Menurutnya, ada beberapa keunggulan dari produk alat pencuci tangan otomatis yang dibuat pihaknya, yaitu efisiensi dalam jumlah energi, karena daya yang digunakan lebih kecil dan efisiensi dalam penggunaan air, karena setelah digunakan, kran air akan mati dengan sendirinya.
“Memang masih ada kelemahan pada alat ini yaitu kran airnya baru akan mati setelah sepuluh detik penggunanya berpindah tempat, namun kami akan terus berinovasi memperbaikinya,” ujarnya.
Untuk alat bilik disinfektan yang diproduksinya memiliki keunggulan yaitu bisa mengatur kekuatan dari semburan sabun ke badan, namun tidak mengurangi esensi penyemprotan untuk pencegahan Covid,-19. Untuk bahan penyemprotan disinfektan dalam bilik tersebut, pihaknya menggunakan bahan yang aman seperti sabun cair yang tersedia di pasaran.
“Alat ini bakal menyemprotkan disinfektan ke seluruh tubuh atau pakaian warga yang beraktivitas di luar rumah. Alat ini ditujukan bagi masyarakat yang tidak bisa melakukan pekerjaan dari rumah,” ungkapnya.
Ia berharap alat itu dapat membunuh kuman atau virus yang menempel pada tubuh atau pakaian. Tujuan alat ini diciptakan adalah mengurangi risiko penularan Covid-19, dimana beberapa warga yang beraktivitas di luar sehingga tidak bisa melakukan work from home.
Bujang mengaku belum melakukan produksi massal alat tersebut. Sejauh ini, pihaknya baru membuat dua unit. Akan tetapi, dia berkata penjualan kedua alat tersebut rencana akan dipatok dengan harga berkisar Rp 3 – 4 juta.
“Proses pembuatan kedua alat ini memakan waktu 4 – 5 hari. Alat ini dibuat sesederhana dan semurah mungkin. Selain itu, bentuknya yang modular membuat alat itu mudah dipasang dan diaplikasikan di berbagai tempat,” tutupnya.
Menurutnya, sebelum dihibahkan untuk Disdik Aceh, kedua alat serupa tersebut juga sudah terlebih dulu dihibahkan kepada masjid yang berada di Aceh Tamiang. (m)