Lhokseumawe — Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) dan PT Perta Arun Gas (PAG) menandatangani perpanjangan kerja sama lima tahun ke depan untuk meningkatkan SDM Migas. Penandatanganan dilakukan di Ruang Rapat Direktur PNL, Selasa (17/11).
Direktur PNL, Rizal Syahyadi, mengatakan Indonesia saat ini sedang bersiap-siap mengejar kedaulatan energi, sehingga laju pertumbuhan ekonomi dan energi kembali bisa digenjot.
Terbukanya proyek-proyek pembangunan infrastruktur Migas merupakan pintu gerbang menuju kemandirian energi. Mulai dari penyediaan energi listrik 35.000 Megawatt (MW), pembangunan transmisi dan distribusi gas, pembangunan jaringan gas rumah tangga, pembangunan storage unit, pembangunan kilang, hingga pembangunan stasiun pengisian bahan bakar gas.
Untuk menyelesaikan proyek-proyek besar tersebut, pemerintah masih mengalami berbagai kendala karena wilayah Indonesia sangat luas, dan setiap daerah mempunyai perbedaan geografi dan demografi.
“Tantangan lainnya adalah ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) karena kunci sukses dari berhasilnya pembangunan infrastruktur salah satunya bergantung pada kesiapan SDM,” ujar Rizal Syahyadi.
Di hadapan Manajemen PNL dan PAG, Rizal Syahyadi mengutarakan, untuk menjawab tantangan ketersediaan SDM Migas, pada tahun 2007 PNL berkolaborasi dengan PT Arun untuk melahirkan Program Studi Diploma III Migas di PNL dengan kurikulum berbasis industri Migas.
Mahasiswa Migas kuliah penuh selama 2 semester di PT Arun, yaitu mahasiswa semester III dan V, sehingga lulusan Prodi Migas bukan hanya mendapat ijazah dan transkrip tetapi juga pengalaman industri selama 1 tahun.
Rizal Syahyadi mengatakan setelah PT Arun berakhir beroperasi pada Oktober 2015, pola kemitraan dan kerja sama dilanjutkan dan diterapkan PT PAG sampai saat ini. Kurikulum yang diterapkan di Prodi Migas telah diadopsi untuk menjadi kurikulum pendidikan tinggi vokasi di tingkat nasional.
“Alhamdulillah, banyak alumni Migas PNL dari hasil kemitraan dengan PT Arun dan PAG yang sudah mengisi posisi profesional dan posisi strategis di perusahaan migas baik skala nasional maupun internasional,” tuturnya.
Rizal Syahyadi menyampaikan, PNL adalah lembaga pendidikan vokasi yang menitikberatkan pembelajaran lebih kepada praktikal ketimbang teori.
“Kita maksimum untuk praktikal 70% dan 30% untuk teori, sehingga kita betul-betul mempersiapkan lulusan yang unggul, terampil dan profesional sesuai dengan kebutuhan Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja (IDUKA),” jelasnya.
“Lulusan PNL disamping dibekali dengan ijazah dan transkrip baik bahasa Indonesia maupun bahasa inggris, juga dibekali sertifikat pendamping ijazah atau sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (SLP) PNL, lisensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) RI,” papar pria yang akrab disapa Didi ini.
Menurut Rizal Syahyadi, saat ini LSP PNL memiliki 82 Assesor dengan 13 skema lisensi BNSP. LSP PNL telah mengajukan penambahan ruang lingkup skema sebanyak 20 skema ke BNSP, salah satunya K3 Migas untuk penyertifikatan lulusan Migas yang akan bekerja di dunia Migas. (IA)