Infoaceh.net, BANDA ACEH – Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih Muzakir Manaf-Fadhlullah atau Mualem-Dek Fad dipeusijuek oleh sejumlah ulama Aceh.
Peusijuek yang digelar Partai Aceh itu berlangsung di Kantor Badan Pemenangan Aceh Mualem-Dek Fad di Jalan Prof Ali Hasjmy, Gampong Pango Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh, pada Ahad (19/1).
Acara tersebut dihadiri ratusan orang, partai pengusung dan tim pemenangan.
Mualem-Dek Fad dipeusijuek oleh ulama kharismatik Aceh yakni Pimpinan Dayah Tauthiatuth Thullab Gampong Arongan Kecamatan Simpang Mamplam, Bireuen Tgk H Sofyan Mahdi atau Abon Arongan, Tgk H Azhari Alatif atau Abati Seulimuem, dan Tgk H Ahmad Tajuddin atau Abi Lampisang.
Peusijuek Gubernur/Wakil Gubernur terpilih Mualem-Dek Fadh oleh ulama kharismatik Aceh menjadi awal perjalanan menuju perubahan besar bagi Bangsa Aceh.
“Dengan semangat kekompakan dan kebersamaan, mari kita kawal visi-misi meningkatkan kesejahteraan rakyat, menekan angka kemiskinan dan memperjuangkan implementasi MoU Helsinki serta UUPA. Bersama kita wujudkan Aceh yang lebih bermartabat dan sejahtera,” ujar Kamaruddin Abu Bakar atau Abu Razak selaku Ketua Badan Pemenangan Aceh Mualem-Dek Fad pada kegiatan Peusijuek Gubernur/Wakil Gubernur Terpilih, Ahad (19/1.
Abu Razak meyakini di bawah kepemimpinan Gubernur/Wakil Gubernur terpilih, ke depan Aceh akan menuju ke arah pembanguan yang lebih baik, mulai dari bidang ekonomi, pendidikan, serta implementasi butir-butir MoU serta pasal-pasal dalam Undang-undang Pemerintah Aceh (UUPA).
“Alhamdulillah, amanah ini (memimpin Aceh) sekarang ada pada Mualem-Dek Fad. Kami berharap dan yakin ke depan akan membawa perubahan bagi Bangsa Aceh. Mulai dari menekan angka kemiskinan, peningkatan mutu pendidikan, dan peningkatan ekonomi masyarakat sesuai dengan visi misi Mualem-Dek Fad. Ini akan kita kawal secara bersama-sama,” kata Abu Razak.
Sekjen Partai Aceh ini mengajak semua pihak bersama-sama, bersatu membangun kekompakan, dengan satu agenda tujuan, yaitu pembangunan Aceh.
Menurut Abu Razak, kunci membangun Aceh adalah kekompakan, baik kekompakan antara gubernur dan wakil gubernur terpilih, kemudian antara gubernur-wakil gubernur dengan bupati/wali kota se-Aceh, DPRA, DPRK, partai-partai koalisi yang telah memberikan dukungan, serta kekompakan seluruh elemen yang ada di Aceh.
Ke depan, Aceh memiliki banyak agenda yang belum terselesaikan, khususunya implementasi butir-butir MoU Helsinki dan UUPA.
“Kita tidak meminta banyak kepada Pemerintah Pusat, selesaikan butir-butir perjanjian seperti yang telah disepakati dalam MoU Helsinki dan UUPA. Insya Allah, dengan begitu, kesejahteraan, kemakmuran, dan martabat Aceh ke depan akan meningkat sesuai dengan kehendak politik Bangsa Aceh,” pungkasnya.