Iqbal Piyeung: Kepemimpinan TM Nurlif Membahayakan Partai Golkar Aceh
BANDA ACEH — Tokoh senior Partai Golkar asal Aceh Besar, Iqbal Piyeung mengatakan bahwa TM Nurlif tidak layak lagi dipertahankan sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Aceh.
“Maka kami minta DPP untuk segera mengevaluasi dan bertindak kongkrit. Dia pemimpin yang tidak punya integritas, kapasitas dan karakter pribadinya membahayakan, karena diduga membohongi publik,” ujar Iqbal Piyeung dalam keterangannya, Sabtu (9/10).
Menurut Iqbal Piyeung, pernyataan yang diduga merupakan kebohongan itu, diungkap sendiri secara tidak langsung oleh salah seorang dari jajaran pengurus harian, yang menduduki posisi sebagai Wakil Sekretaris Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi (OKK) DPD I Partai Golkar Aceh, M. Taufik Almusawar.
Menurut Iqbal, M Taufik Almusawar menyebutkan jumlah kecamatan yang telah melaksanakan Musyawarah Kecamatan (Muscab) sebanyak 87,6 persen atau 252 kecamatan dari 289 kecamatan se-Aceh. Sementara TM Nurlif dalam keterangannya beberapa waktu sebelumnya kepada sejumlah media, mengungkapkan bahwa pelaksanaan Muscab Partai Golkar di seluruh Aceh sudah mencapai 90 persen lebih.
“Apakah ini bukan pembohongan publik namanya? Sebab antara data yang diungkapkan Taufik dengan pernyataan Nurlif tidak sesuai, alias bertolak belakang,” ujar Iqbal Piyeung.
Iqbal yang saat ini menjabat Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Perkumpulan Putra-Putri Keluarga Angkatan Darat (HIPAKAD) Aceh tersebut mengatakan seorang pemimpin tidak cukup bermodal penampilan, punya uang dan handal beretorika semata.
Iqbal mengatakan, integritas pribadi, dan kapasitas moral itu merupakan modal dasar utama yang tidak boleh dikesampingkan oleh seorang pemimpin dan wajib dimiliki dan dijaga oleh setiap pemimpin.
Bila dua unsur ini dianggap enteng, maka tunggulah kehancuran sebuah organisasi dan efeknya bisa seperti virus, “menular” kepada generasi selanjutnya.
“Tidak mungkin masyarakat, pemilih atau konstituen akan percaya pada partai tersebut, jika pemimpinnya tidak menunjukan perbuatan dan tindakan berorganisasi yang didasari oleh integritas dan piijakan moral yang baik,” kata Iqbal.
“Karena apapun program yang disampaikan dalam kampanye ketika pemilu, ataupun dalam kerja kerja politik partai, pasti rakyat tidak akan percaya.
Maka seserius apapun kerja politik kita, pandangan atau konsep apapun yang disampaikan ke masyarakat relatif berefek pada cemoohan dan ketidakpercayaan,” ujar Iqbal menambahkan.
Untuk menyelamatkan Partai Golkar di Aceh yang sudah susah payah dibangun, dikawal dan diperjuangkan oleh kerja keras segenap kader dan pengurus disemua tingkatan ini, maka menurut Iqbal, tidak lain adalah harus berpikir pembaharuan kepemimpinan sekarang juga.
“Jalan satu-satunya, saya meminta kepada pimpinan tertinggi partai dan jajaran DPP Partai Golkar untuk segera memberhentikan TM Nurlif. Saya sependapat dengan saudara Muntasir Hamid, Teuku Mudasir, dan banyak senior partai lainnya di seluruh wilayah,” sebut Iqbal.
“Jangan gara-gara nila setitik hancur susu sebelanga. Tolong Pak Airlangga, mohon merespon cepat kekhawatiran kami semua di seluruh Aceh ini, supaya cepat mengambil tindakan tegas, agar sumber kemelut internal ditubuh partai ini teratasi,” kata Iqbal melanjutkan.
Iqbal juga menyinggung soal konflik antara TM Nurlif dengan Ormas Pemuda Pancasila (PP). Iqbal mengatakan sebagai induk organisasi yang pernah membesarkan namanya (TM Nurlif), dan memperjuangkan karir politiknya saja belum juga mampu diselesaikan dengan baik dan menyeluruh. (IA)