Isu Perempuan ‘Haram’ Jadi Pemimpin Tak Mempan Lagi Hadang Laju Illiza Kembali ke Balai Kota
Sebelumnya pada Pilkada Banda Aceh 2017, Illiza yang berpasangan dengan Farid Nyak Umar sempat dihajar dengan isu penolakan pemimpin perempuan sehingga keok melawan pasangan Aminullah Usman-Zainal Arifin kala itu.
Masyarakat Aceh sendiri punya pandangan beragam soal isu ini, sebagian tak terpengaruh, sementara lainnya mengiyakan narasi tersebut.
Mereka yang setuju perempuan “haram” menjadi pemimpin mengacu pada pernyataan ulama kharismatik Aceh, Tgk H Hasanoel Bashry HG atau Abu Mudi, Pimpinan Dayah Mudi Mesra Samalanga Bireuen yang juga menjabat petinggi partai politik lokal Aceh yaitu Partai Adil Sejahtera (PAS). Abu Mudi menjabat sebagai Ketua Majelis Nashihin PAS Aceh.
Sebaliknya, mereka yang berupaya menandingi narasi itu dan memperjuangkan bahwa perempuan boleh menjadi pemimpin dianggap “menentang syariat”.
Hal ini membuat kontestasi pilkada di Aceh menjadi arena yang sulit ditembus oleh perempuan.
Namun, Illiza Sa’aduddin Djamal mengaku tak gentar dan goyah dengan isu penolakan pemimpin perempuan di Pilkada 2024 yang kembali digulirkan oleh lawan-lawan politiknya untuk menghadang langkah Illiza, tokoh perempuan Aceh yang juga mantan Anggota Komisi X DPR RI asal Aceh.
Mengenai isu larangan perempuan menjadi pemimpin yang sempat menerpanya saat Pilkada 2017, Illiza menegaskan di Pilkada kali ini masyarakat Banda Aceh sudah lebih cerdas tak mempan lagi dengan isu-isu murahan macam itu.Dia optimistis bahwa lebih dari 60 persen masyarakat tidak akan terprovokasi oleh isu tersebut.Menurut Illiza, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kota Banda Aceh dan MPU Provinsi Aceh tidak pernah mengeluarkan fatwa yang mengharamkan perempuan menjadi pemimpin di level wali kota.“Jika saya sebagai perempuan tidak boleh jadi pemimpin dan maju calon wali kota, maka anggota DPR RI, DPRA, DPRK, kepala dinas atau kepala sekolah pun tidak boleh,” tegas Illiza Sa’aduddin Djamal saat mendaftarkan diri maju calon wali kota Banda Aceh di Kantor KIP, Rabu (28/8/2024).
Sebelumnya, ulama kharismatik Aceh, Syekh Tgk H Hasanoel Bashri HG atau yang akrab disapa Abu Mudi saat menjawab pertanyaan seorang jamaah pengajian Tastafi pada tahun 2016 di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh dan videonya disiarkan di akun Youtube, dalam sebuah penjelasan, Abu Mudi mengutip ayat Al-Qur’an yang menyatakan, “Arrijalu qawwamuna ‘alannisa’,” yang bermakna lelaki adalah pemimpin bagi perempuan.