Isu Perempuan ‘Haram’ Jadi Pemimpin Tak Mempan Lagi Hadang Laju Illiza Kembali ke Balai Kota
Ada pula yang menyatakan mendukung pernyataan ulama tersebut, sehingga mau mendahulukan pemimpin laki-laki.
Pegiat perempuan Aceh, Raihal Fajri meyakini bahwa narasi anti-pemimpin perempuan ditunggangi kepentingan politik praktis.
Raihal meyakini bahwa narasi anti-pemimpin perempuan itu adalah bagian dari “kampanye hitam” yang digunakan oleh kubu tertentu untuk kepentingan politik praktis.
Itu karena narasi ini hanya muncul jelang pilkada. Ketika pemilu legislatif misalnya, narasi ini tak muncul menerpa caleg perempuan.
“Saya tidak ingin mengatakan bahwa ini murni yang dilakukan oleh ulama tersebut, sadar atau tidak. Ulama ini kemudian kan ‘digunakan’ oleh para pihak untuk isu-isu perempuan yang tidak boleh jadi pemimpin untuk kepentingan politik kandidat tertentu,” tuturnya dikutip dari BBC.
Illiza adalah satu-satunya kandidat perempuan di antara empat calon wali kota Banda Aceh. Ini adalah kali kedua dia mencalonkan diri sebagai wali kota.
Pada 2017 lalu, Illiza dikalahkan oleh Aminullah Usman, yang saat ini juga maju kembali dalam Pemilihan Wali Kota Banda Aceh 2024.
Illiza mengaku bahwa kekalahan itu terjadi karena dia diterpa isu bahwa perempuan “haram” menjadi pemimpin.
“Karena dari sisi mana lagi mereka mau masuk? Akhirnya masuknya dari sisi itu,” kata Illiza.
Illiza bukan politisi kemarin sore. Dia sudah terjun ke dunia politik sejak 2004 menjadi Anggota DPRK Banda Aceh, ketika masih berusia 30 tahun.
Pada 2007-2012, Illiza menjadi wakil wali kota Banda Aceh, yang berpasangan dengan Ir Mawardy Nurdin.
Kemudian pasangan Mawardy-Illiza kembali terpilih untuk periode kedua 2012-2017.
Pada 2014-2017, Illiza menggantikan wali kota Mawardy Nurdin yang meninggal dunia.
Setelah gagal jadi wali kota di Pilkada 2017, Illiza malah terpilih menjadi anggota DPR RI pada 2019.
Dia kembali terpilih pada Pemilihan Legislatif 2024, tapi langkahnya ke Senayan gagal karena partainya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tak lolos ambang batas parlemen.
Illiza memiliki latar belakang sosial politik yang kuat. Kakeknya adalah Abu Lam U, seorang ulama ternama di Aceh. Ayah dan ibunya juga politisi, sama-sama pernah menjadi anggota DPR Kota Banda Aceh.