Pilkada Aceh 2024 Diprediksi Hanya Dua Cagub, Publik Ingin Muhammad Nazar Lawan Mualem
Dari sisi survei elektabilitas atau keterpilihan menunjukkan masih terdapat cukup banyak pemilih yang belum menentukan dukungan atau pilihan mereka (swing voter), yaitu sebesar 28,18%. Perilaku ini terjadi diduga berkaitan dengan belum adanya ketetapan partai-partai pengusung kepada sosok-sosok selain Muzakir Manaf yang memiliki kursi cukup dari partainya sendiri yaitu Partai Aceh bersama beberapa partai lain yang baru memberikan rekomendasi.
Rekomendasi beberapa partai nasional kepada Muzakir Manaf seperti Gerindra dan Partai Demokrat diperkirakan juga berpotensi berubah mengikuti perkembangan respon sosial politik lokal tingkat akar rumput, apalagi rekomendasi itu bersifat bukan keputusan final dan belum menjadi suatu ketetapan pengusungan final.
Parpol yang tidak ke Muzakir Manaf cenderung akan usung Muhammad Nazar, pertarungan menjadi Cawagub semakin realistis.
Penelusuran lapangan terhadap para elit partai nasional maupun lokal di Aceh maupun Jakarta hingga para tokoh yang dekat dengan dunia politik partai-partai terkait juga menunjukkan potensi pertarungan head to head di dua kandidat gubernur Aceh yaitu antara Muhammad Nazar dan Muzakir Manaf.
Bahkan meskipun beberapa informasi dan keputusan sangat strategis belum diumumkan ke publik, ada indikasi sangat kuat jika para pimpinan dan elit partai-partai nasional serta lokal yang tidak menggiring partai mereka untuk mendukung Muzakir Manaf cenderung akan menetapkan dan mengusung Muhammad Nazar sebagai cagub.
Pasalnya kekuatan basis rakyat yang dimiliki Nazar dipandang sangat kuat dan lebih banyak rakyat Aceh yang tertarik kepada dirinya karena kompetensi kepemimpinan, relijiusitas, kecerdasan ilmu pengetahuan, pengalaman hingga keberanian, ideologi dan pro rakyat dibandingkan kepada figur-figur lain yang sedang mengupayakan diri mereka menjadi calon gubernur yang sama.
Partai-partai nasional dan lokal di Aceh pada dasarnya memahami eksistensi dan kekuatan tokoh-tokoh simbolis yang pernah berjasa serta ikut memimpin perjuangan Aceh selama konflik dengan pemerintah pusat seperti Muhammad Nazar dengan SIRA-nya dan Muzakir Manaf dengan GAM-nya masih sangat mampu mempengaruhi cepat dan signifikan warga Aceh.