Infoaceh.net, ACEH BESAR — Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud yang juga Ketua Majelis Tuha Peut Partai Aceh, menerima para Ketua Partai Koalisi Mualem-Dek Fad dalam sebuah diskusi santai sore hari di kediamannya, Meuligoe Wali Nanggroe di Kawasan Lampeuneuruet, Aceh Besar, Ahad sore (15/12).
Pertemuan yang sifatnya terbatas ini hanya dihadiri pimpinan partai politik Koalisi Pengusung-Pendukung Gubernur/Wakil Gubernur Aceh terpilih, Mualem–Dek Fad.
Turut hadir di antaranya Sekjen DPP Partai Aceh Kamaruddin Abubakar atau Abu Razak, Ketua DPW PKS Aceh Mahyaruddin Yusuf, Sekretaris DPD Partai Gerindra Aceh Abdurrahman Ahmad, Sekretaris DPW PKB Aceh Munawar AR, Sekretaris DPD Partai Demokrat Aceh, ARIF Fadillah, Sekretaris DPW PPP Aceh Ilmiza Sa’aduddin Djamal serta Ketua Dewan Pakar Partai Aceh, Sulaiman Abda.
Seperti diketahui, ada 16 partai politik lokal dan nasional yang ada di barisan Mualem–Dek Fad dalam kontestasi Pilkada 2024.
Delapan di antara partai politik itu adalah Partai Aceh, Partai Gerindra, PKB, Partai Demokrat, PPP, PKS, PNA dan PDIP.
Sementara delapan partai sisanya adalah partai non-kursi atau non-parlemen yaitu Partai HANURA, Partai Ummat, PBB, Partai GABTHAT, PSI, Partai Prima, Partai Garuda dan Partai SIRA.
Pertemuan ini merupakan inisiatif dari Ketua Badan Pemenangan Aceh Mualem-Dek Fad, Abu Razak, yang memanggil seluruh Partai Pendukung untuk melaporkan langsung hasil pilkada sambil juga bersilaturahmi dengan Wali Nanggroe.
Abu Razak sendiri berharap paska kemenangan Mualem-Dek Fad ini, kebersamaan dalam koalisi ini tetap harus dijaga, demi mengingat agenda-agenda ke depan yang butuh kebersamaan.
Secara bergantian di hadapan Wali Nanggroe dan Ketua Badan Pemenangan setiap pimpinan partai menyampaikan harapan dan konsen masing-masing terkait bagaimana mengelola koalisi dan bekerja bersama-sama dalam membangun Aceh.
Setiap pimpinan partai juga menyampaikan aspirasi terkait program strategis ke depan yang bisa nantinya dimuarakan ke dalam program-program prioritas Pemerintahan terpilih.
Semua aspirasi ini ditutup dengan arahan dan nasehat yang disampaikan oleh Wali Nanggroe.
Selain menyampaikan rasa terima kasih dan kebanggaan atas suasana kebersamaan, Wali Nanggroe juga berpesan agar semua partai dalam bekerja harus selalu mengedepankan kepentingan rakyat Aceh (the interest of Aceh).
Walaupun ada yang berasal dari partai lokal dan ada yang berlatar partai nasional.
Kepentingan rakyat harus menjadi prioritas diatas kepentingan partai-partai, misalnya dalam soal penganggaran, karena mestinya dengan anggaran yang banyak kita tidak bisa disebut sebagai daerah yang berstatus miskin.
Selanjutnya, Wali menekankan bahwa perdamaian Aceh yang harus dijadikan referensi dalam mensejahterakan Aceh.
Kita harus membangun Aceh dengan sistem tersendiri yang dibingkai dalam kekhususan dan keistimewaan seperti yang diatur dalam undang-undang.
Terakhir, wali berpesan agar semua kita mampu mengelola sumber daya hayati, perkebunan, dan kelautan, termasuk sumber daya mineral sebagai modal untuk membangun Aceh.
Pertemuan yang berlangsung sejak pukul 17.00 WIB melahirkan beberapa kesepakatan.
Satu di antara kesepakatan itu adalah agar pertemuan konsolidasi ini bisa dilakukan secara berkala setiap 3 bulan sekali dalam format yang lebih terstruktur.
Pertemuan selesai pada pukul 18.15 WIB dengan bacaan doa untuk mengenang almarhum Karimun Usman, Politisi Senior PDIP, yang juga dirangkaikan dengan doa keberkahan untuk Pemerintahan Aceh ke depan.
Seluruh rangkain kegiatan lalu ditutup dengan foto bersama.