Agar Bacaan Al-Quran Tidak Keliru: Pentingnya Tajwid dan Tartil
Al-Quran tidak hanya diturunkan berupa lafaz-lafaz mulia, tetapi juga dengan metode bacaan yang benar. Ini mencakup pengucapan huruf sesuai makhrajnya (makhārijul ḥurūf), penerapan hukum tajwid seperti pada huruf nun dan mim sukun, kaidah panjang-pendek (mad), serta aturan dalam berhenti dan memulai bacaan (waqf wa ibtidā’).
Menurut Syekh Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Yusuf bin Al-Jazari, Al-Quran diturunkan dengan cara bacanya sekaligus, sebagai bentuk mukjizat dan keindahan, serta untuk menjaga makna yang terkandung di dalamnya.
Oleh karena itu, dengan memahami dan menguasai ilmu tajwid, seorang Muslim dapat membaca Al-Quran dengan baik dan benar, tanpa hambatan.
Namun demikian, untuk mencapai kemampuan tersebut tidak cukup hanya belajar sendiri. Diperlukan proses, ketekunan, dan bimbingan dari guru yang kompeten agar ilmu tajwid tidak hanya dipahami secara teori, tetapi juga teraplikasi dalam bacaan sehari-hari. Dengan demikian, tujuan membaca Al-Quran sesuai tuntunan Rasulullah SAW dapat terwujud secara sempurna.