Basmalah: ‘Mantra’ Manusia Dalam Beramal Saleh
Imam al-Dzahabī dalam kitab Siyar A‘lām al-Nubalā’ menyebut biografi seorang perawi hadis bernama Musaddad. Ia lahir di Basrah pada abad ke 3 H. Al-Dzahabī menyebutnya sebagai “minal aimmatil astbāt” (perawi yang dapat dipercaya). Sehingga hadis yang dirawinya banyak ditemukan dalam Ṣaḥīḥ Bukhārī, Ṣaḥiḥ Muslim dan Sunan Ibn Mājjah. Dalam beberapa kitab Ṭabaqāt (ensiklopedi biografi tokoh) diterangkan nama lengkapnya adalah Musaddad bin Musarhad bin Musarbal bin Mugharbal bin Mura’bal bin Arandal bin Sarandal bin ‘Arandal bin Masik bin Mustaurad al-Asadi. Terkesima dengan nama-nama dalam silsilah Musaddad, salah seorang ulama berseloroh “Andai nama-nama ini ditulis dengan didahului basmalah, ia bisa jadi mantra (ruqyah) untuk menangkal bisa kalajengking.” Kisah satir atau bahkan anekdot ini menunjukkan kesaktian basmalah. Dalam literatur Inggris disebutkan With men this is possible, with god all things are possible (bersama manusia Cuma satu hal yang mungkin, bersama tuhan semuanya jadi mungkin).
Dengan mengucapkan basmalah banyak amal saleh bisa kita kerjakan. Wallahu a‘lam bilhaqīqati wa ṣawāb.
*Penulis adalah Sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Ar-Raniry