BANDA ACEH — Dewan Dakwah Aceh bersama Forum Dakwah Perbatasan (FDP) melakukan pembinaan khusus kepada 15 muallaf yang baru masuk Islam. Para muallaf tersebut berasal dari Kota Subulussalam 14 orang dan 1 orang dari Simeulue.
Pembinaan dilakukan selama 14 hari sejak 4-18 Januari 2022 di Komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh di Gampong Rumpet, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar.
Ketua panitia pembinaan Ustadz Muhammad Muslim MA, Jum’at (7/1) mengatakan, program tersebut mendapatkan dukungan penuh dari pemerintahan Gampong Rumpet. Selama pembinaan, para muallaf itu disuguhi sejumlah materi, di antaranya penguatan aqidah, praktek Thaharah (wudhu, tayammum dan mandi besar), praktek salat dan menghafal bacaan salat.
“Selain itu juga belajar Iqra’, diskusi keislaman, hafalan surat-surat pendek, pembelajaran akhlak dan wisata riligi,” kata Ustadz Muhammad Muslim.
Ia menambahkan, selama dua minggu tersebut para muallaf diharapkan dapat mengerti dan mempraktekkan ibadah thaharah, seperti wudhu, tayammum dengan baik dan benar. Juga bisa mempraktekkan gerakan salat dengan baik dan mampu menghafal bacaan salat.
“Kita juga mengupayakan agar mareka mampu menghafal surat-surat pendek untuk dibacakan dalam shalat, seperti surat Alfatihah, Annas, Alfalaq dan Ikhlas. Yang terpenting adalah memahami akhlak dengan baik dan memiliki aqidah yang kuat,” kata Ustadz Muslim.
Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh Dr Tgk Muhammad AR MEd menyambut baik kegiatan pembinaan muallaf tersebut. Apalagi mereka merupakan muallaf yang baru masuk Islam yang sangat memerlukan pendampingan.
“Islam merupakan nikmat besar yang harus disyukuri. Tentunya dengan terus mempelajari ajaran Islam dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita berharap program pembinaan muallaf ini dapat kerja sama dengan berbagai elemen baik pemerintah maupun swasta,” kata Tgk Muhammad AR.
Ketua Forum Dakwah Perbatasan dr Nurkhalis SpJp FIHA menambahkan kegiatan tersebut terlaksana dengan adanya kerja sama dan kolaborasi antar sesama lembaga dakwah.
Saat ini Forum Dakwah Perbatasan bersama dewan Dakwah juga sudah rutin melakukan pembinaan muallaf dan juga berbagai kegiatan lainnya di daerah perbatasan dan pedalaman Aceh-Sumut.
“Kita berharap kedepannya akan terwujud Muallaf Center Aceh sebagai pusat pembinaan dan pelayanan para muallaf yang melakukan kegiatan tidak hanya di Aceh bahkan juga di Nusantara dan tidak tertutup kemungkinan di ASEAN,” pungkas dr Nurkhalis. (IA)