INFOACEH.NET, ACEH BESAR — Ada empat mutiara yang dapat menghilang dari dalam jiwa manusia akibat faktor-faktor tertentu.
Hal itu disampaikan Tgk Ibnu Sakdan, pengajar pada Dayah Darul Aman Lubok Sukon, mengawali khutbah Jum’at di Masjid Baitul Makmur Sibreh, 10 Mei 2024, bertepatan 2 Zulqa’dah 1445 Hijriah.
Manusia, menurut Tgk Ibnu Sakdan, sebagai makhluk yang diciptakan Allah dengan kekhususan, diberikan kemuliaan dalam berbagai aspek kehidupannya.
“Mulai dari keindahan fisik hingga kebijaksanaan akal yang mampu membedakan hak dan batil,” sebutnya.
Firman Allah dalam Al-Qur’an Surah At-Tin ayat 4 menyatakan, “Sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Selain itu, lanjut Tgk Ibnu Sakdan, berdasarkan nukilan hadis dari kitab ‘Nasaihul Ibad’ karya Sheikh Imam Nawawi Al-Bantani, Bab 4, Makalah 11, terdapat empat perkara mutiara dalam jiwa manusia.
Pertama, akal. Sebagai kemuliaan yang terdapat dalam diri seseorang untuk membedakan yang benar dan yang salah. Namun, akal dapat hilang saat terpancing emosi marah.
Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Baihaqi, “Marah dapat merusak iman seseorang seperti pahitnya jadam merusak madu.” Beliau juga menyarankan untuk berwudhu saat marah untuk menghilangkan emosi tersebut.
Berikutnya, agama. Dalam ulasannya Tgk Ibnu Sakdan menambahkan, agama sebagai kemuliaan yang Allah berikan sebagai aturan dalam kehidupan. Agama dapat hilang oleh sifat hasud, iri, dan dengki terhadap sesama.
Rasul mengingatkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud, “Penyakit hasud akan menghabiskan amalan baik seseorang sebagaimana api memakan ranting yang kering.”
Selanjutnya Haya’. Tgk Ibnu menyebut Haya’ sebagai sifat malu yang membesarkan kemuliaannya. Dalam hadits disebutkan, “Malu adalah sebagian dari iman.” Namun, sifat malu dapat hilang oleh sifat tamak atau loba, yang menginginkan lebih pada diri sendiri tanpa memperhatikan orang lain.
Terakhir, Tgk Ibnu Sakdan menyebutkan, mutiara keempat pada diri kita yaitu amal saleh. Mutiara ini dilakukan atas perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
“Namun, amal shaleh dapat hilang oleh perbuatan ghibah, yaitu membuka aib orang lain yang seiman,” ujarnya.
Rasulullah Saw bersabda, “Orang yang bangkrut adalah dia yang beramal shaleh, tetapi di sisi lain, dia menzalimi orang lain dengan ghibah dan sebagainya.”
“Mari kita menjaga dan memelihara empat kemuliaan dalam jiwa manusia demi kebahagiaan di dunia dan akhirat,” pungkasnya.
Ditulis oleh:
Sayed Muhammad Husen