Infoaceh.net, Aceh Besar — Allah SWT mengingatkan kita tentang istimewanya ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Ketaatan ini membawa imbalan, yaitu kebersamaan dengan orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah: para nabi, shiddiiqiin, syuhada, dan orang-orang saleh.
Mereka adalah teman yang terbaik bagi kita, baik di dunia maupun di akhirat.
Dalam kaitan ini, Allah berfirman: “Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS An-Nisa’: 69).
Dosen Tetap UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Ustaz Dr Fahmi Sofyan Lc MA menyampaikan hal itu dalam khutbah Jumat di Masjid Al-Hidayah, Dusun Meusara Agung, Gampong Gue Gajah, Kecamatan Darul Imarah, 24 Januari 2025 bertepatan 24 Rajab 1446 Hijriah.
Syekh At-Tantawi dalam tafsirnya menjelaskan, ayat An-Nisa’ ayat 69 turun karena seorang pemuda Ansar merasa sedih saat memikirkan akhirat. Ia khawatir tidak bisa lagi bersama Nabi Muhammad saw karena perbedaan derajat.
Allah kemudian menurunkan ayat ini sebagai penegasan, siapa saja yang menaati Allah dan Rasul-Nya akan bersama orang-orang istimewa tersebut di akhirat.
Imam Al-Qurthubi mengaitkan, ayat ini dengan Surah Al-Fatihah ayat 6, yang kita memohon kepada Allah untuk diberikan jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang diberi nikmat oleh-Nya. “Ini menegaskan, nikmat tersebut adalah nikmat keimanan dan keteguhan dalam menjalankan syariat,” tegasnya.
Ustaz Fahmi Sofyan selanjutnya menyampaikan, ketaatan kepada Allah berarti menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, disertai dengan keikhlasan dan keridhaan, sedangkan patuh kepada Rasul berarti menjalankan sunnah-sunnahnya.
Imam Al-Baghawi menyebutkan, ketaatan kepada Allah merupakan ketaatan dalam ibadah wajib, sedangkan ketaatan kepada Rasul adalah menjalankan ibadah sunnah.
Ustaz Fahmi Sofyan menjelaskan keutamaan orang yang patuh kepada Allah dan Rasul-Nya, pertama, disambut Malaikat saat ruh keluar.
Dalam Tafsir Shawi disebutkan, ruh seorang mukmin yang patuh akan disambut para malaikat dengan ucapan keselamatan dan keberkahan. Ruh tersebut dibawa ke langit untuk bersujud kepada Allah sebelum dikumpulkan bersama ruh-ruh orang saleh.
Kedua, bercengkerama di alam barzakh. Dalam Tafsir Al-Wasith dijelaskan, di alam barzakh, ruh orang mukmin dapat bercengkerama dan bertanya tentang teman-teman mereka yang masih hidup di dunia.
Ketiga, bertemu para nabi di surga. Menurut Tafsir Al-Baghawi, mereka yang taat akan diberi nikmat untuk bertemu para nabi, syuhada, dan orang-orang saleh di surga, meskipun tidak mencapai derajat mereka.
Keempat, nikmat bersama di surga. Rasulullah bersabda, “Penduduk surga yang berada di tingkat paling atas akan mengunjungi penduduk surga di tingkat bawah. Mereka berkumpul di taman surga, memuji Allah, dan menikmati nikmat yang diberikan-Nya bersama para nabi, syuhada, dan orang-orang saleh.”
Untuk mendapatkan nikmat yang luar biasa ini, baik di alam barzakh maupun di surga, dibutuhkan ketaatan yang tulus dan pengorbanan besar. Kita harus menjalankan perintah Allah tanpa terkecuali dan meninggalkan semua larangan-Nya. Begitu pula, kepatuhan kepada Rasulullah SAW harus diwujudkan dengan mengikuti sunnah-sunnahnya.
“Semoga Allah memberi kekuatan kepada kita untuk selalu taat kepada-Nya dan Rasul-Nya, sehingga kelak kita bisa bersama orang-orang yang diberi nikmat oleh-Nya,” pungkas Ustaz Fahmi Sofyan, alumni S3 Universitas Oum Durman Islamiyah, Sudan, ini. (Sayed M. Husen)