Merawat Taqwa Agar Selalu di Hati Muslim
Kedua, dengan memperbaiki amalan-amalan yang nampak (zahir). Secara umum amalan yang dimaksud adalah amalan ibadah kepada Allah yang meliputi shalat, puasa, zakat, haji, shadaqah, dan lainnya.
Salah satu contoh amalan hati dan amalan yang nampak dalam membentuk taqwa dalam diri seorang muslim dalah firman Allah Swt, dalan surat Ali ‘Imran ayat 134: “(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain.”
“Semua amalan yang nampak ini, yaitu berinfak atau bersedekah dalam semua kondisi, menahan kemarahan di saat mampu untuk melampiaskannya dan memaafkan kesalahan orang lain, adalah perbuatan yang bersumber dari hati yang taqwa kepada Allah dan bersih dari kepentingan pribadi dan dari memperturutkan hawa nafsu,” ungkapnya.
Ketiga, untuk meraih taqwa dibutuhkan ilmu. Hal ini karena, dengan ilmu seseorang dapat mengenal Allah Swt melalui sifat-sifat-Nya. Dengan ilmu seseorang akan terhindar dari taqlid, dengan ilmu sesorang akan terhindar dari azab Allah, dan dengan ilmu seorang muslim akan mengetahui batasan-batasan Allah Swt, sehingga seorang muslim akan jauh dari hal-hal yang haram dan larangan-larangan Allah Swt yang akan merusak ketaqwaannya.
“Mari kita menjaga taqwa dalam diri kita dengan senantiasa mentaati perintah Allah Swt dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Di samping itu, meninggalkan segala sesuatu yang menyibukkan diri kita dari beribadah kepada Allah, karena derajat taqwa yang paling tinggi adalah mengosongkan hati dari hal yang menyibukkan diri dari mengingat Allah Swt,” pungkas Ustaz Afrizal. (IA)