BANDA ACEH – Manusia tidak ada yang tahu, apakah ibadahnya diterima Allah SWT. Sehingga dibutuhkan melakukan muhasabah diri, melakukan perenungan, sehingga bisa memahami bahwa ibadah yang dikerjakan membutuhkan kefokusan yang baik.
Pimpinan Dayah Raudhatul Hikmah Al Waliyah Pango Tgk H Syukri Daud Pango, pada taushiyah program Serambi Spiritual menjelaskan mengenai muhasabah patut diperbanyak dalam bulan Ramadhan, Selasa (11/5).
Sehingga, puasa menjadi lebih bermakna dan dapat dipahami dengan baik, ibadah puasa bukan semata hanya menahan makan dan minum.
Tema yang dibawakan oleh Tgk H Syukri Daud Pango adalah “Muhasabah Akhir Ramadhan”.
Tausyiah Ramadhan 1442 Hijriah dalam program Serambi Spiritual bekerja sama antara Serambi FM dengan Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI).
Program Serambi Spiritual ini menghadirkan para ulama dan ustaz terkemuka yang mengasuh pengajian rutin KWPSI.
Muhasabah Sangat Dianjurkan
Muhasabah sangat dianjurkan untuk dilakukan, sebagaimana ayat-ayat Alquran yang membahas mengenai persoalan taubat manusia.
Pertaubatan manusia tersebut termasuk dalam muhasabah diri. Apalagi muhasabah yang dilakukan pada bulan Ramadhan. Penting kiranya muhasabah dilakukan setiap hari setelah berbuka puasa.
Seperti merenungi yang dikerjakan seharian selama berpuasa.
“Muhasabah sangat dianjurkan dalam beragama. Muhasabah terhadap semua amal yang telah dikerjakan, bukan yang belum dikerjakan,” terangnya.
“Termasuk ayat taubat mengarah kepada muhasabah, meninjau perbuatan yang lalu berupa penyimpangan, timbanglah dirimu sendiri sebelum dihisab di akhirat,” tambahnya.
Muhasabah Tiap Hari
Muhasabah sangat dianjurkan dilakukan setiap hari, apalagi dalam bulan puasa.
Setiap hari setelah berbuka, patutnya seorang Muslim merenungkan, yang dikerjakannya selama seharian penuh selama berpuasa.
Adakah hatinya terbersit maksiat, adakah pikirannya memikirkan yang tidak patut dan sebagainya.
Hal demikian penting direnungkan, sebagaimana dijelaskan karena amal ibadah tidak bisa diketahui apakah diterima ataukah tertolak.
“Setiap hari setiap Ramadhan baiknya meninjau ulang segala aktifitasnya seharian selama berpuasa. Muhasabah setiap waktu lebih baik, kalau puasa minimal setelah berbuka,” jelas Tgk H Syukri Daud.
Bukan Hanya pada Bulan Ramadhan
Melakukan muhasabah bukan hanya dilakukan pada bulan Ramadhan.
Selain bulan Ramadhan, sangat dianjurkan Muslim bermuhasabah diri, sehingga muncul perasaan cemas untuk kembali melakukan kesalahan yang sama.
“Kewajiban muhasabah bukan hanya pada bulan Ramadhan, setiap hari setiap bulan setiap waktu, muhasabah semakin banyak semakin bagus bukan hanya khusus pada bulan Ramadhan,” terangnya.
Muhasabah untuk Melihat Ibadah
Dengan bermuhasabah, timbul dalam hati kesadaran selama beribadah, apakah ibadahnya dilakukan dengan sebaik-baiknya ataukah hanya dilakukan hanya sebagai menjalani perintah.
Ibadah yang baik dilakukan dengan sepenuh hati dan membekas, sampai seseorang bisa paham makna dari ibadah yang dikerjakan.
“Muhasabah untuk melihat hasil ibadah. Ketika merasa selalu dipantau Allah SWT, maka mudah melakukan muhasabah dan sulit melakukan hal yang terlarang,” ucapnya.
Memperbanyak mengingat Allah SWT dengan cara berdzikir dan ibadah lainnya juga merupakan bentuk ketaatan dan mempermudah melakukan muhasabah.