Musibah Tsunami Tinggalkan Duka Mendalam Meski Sudah 19 Tahun
“Setiap pergantian tahun seharusnya disikapi dengan muhasabah diri. Apa yang sudah kita siapkan dalam menghadapi kehidupan kita setelah kematian. Dalam hal ini, Khalifah Umar bin Khatab berpesan hasibu anfusakum qabla antuhasabu yang maknanya hitunglah atau hisablah dirimu sebelum kamu kelak dihisab dihadapan Allah,” ujarnya.
Ustaz Faizal menguraikan, paling tidak dalam pergantian tahun ada dua hal penting yang kita renungkan.
Pertama, pergantian tahun adalah bukti betapa Allah mengendalikan seluruh alam ini. Pergantian tahun mengingatkan kita akan kebesaran Allah sebagai Rabbul Alamin. Alam dan segala isinya hanya tunduk dan patuh pada Allah sebagai Sang Pencipta, Pengatur dan Pemelihara seluruh Alam.
Kedua, kita mendapat pesan bahwa pergantian tahun adalah isyarat bahwa waktu kita hidup dimuka bumi ini sudah berkurang dan saat perjumpaan dengan Allah semakin dekat.
“Waktu telah mengubah kita, waktu telah merubah fisik kita. Kita dulu lahir sebagai bayi lalu menjadi anak-anak yang lucu, remaja, dewasa, kemudian tua. Inilah keadaan kita yang diubah oleh perjalanan waktu,” ungkapnya.
Ustaz Faizal mengibaratkan gerakan shalat yang kita lakukan berdiri-ruku dan sujud. Berdiri simbol bahwa kita awalnya muda, kuat, bekerja, punya harta, pangkat dan jabatan.
Ruku adalah simbol kita sudah tua, lemah, pensiun, tidak banyak lagi harta, tidak ada lagi pangkat dan jabatan dan sujud adalah perjalanan akhir kita di atas muka bumi ini bahwa kita pada akhirnya akan kembali kepada Allah.
“Kita berasal dari tanah dan kita akan kembali kepada tanah,” pungkasnya. (IA)