Qurban, Momentum Penyembelihan Sifat Buruk Manusia
Artinya, karena kurban itu merupakan manifestasi keimanan seseorang, bukanlah wujud kurbannya lebih dipentingkan, melainkan nilai dan motivasi orang itu menjalankannya. Hewan yang disembelih bukan berarti tumbal kepada sang khaliq. Yang dipersembahkan kepada Allah, esensinya hanyalah ketakwaan.
Sedangkan secara horizontal, berqurban merupakan bagian dari upaya menumbuhkan kepekaan sosial terhadap sesama anak bangsa, khususnya kepada golongan yang lemah. Ibadah kurban pun mengajarkan kepada manusia utuk rela berkorban demi kepentingan yang lebih universal, baik kepentingan agama, bangsa, maupun kemanusiaan.
Dengan kata lain, kurban juga menjadi ungkapan kasih sayang, cinta dan simpati mereka yang berpunya kepada kaum papa.
Pasalnya, kurban ini tidak sama dengan upacara persembahan agama-agama lain. Hewan kurban tidak kemudian dibuang dalam altar pemujaan dan tidak pula dihanyutkan di sungai, malah daging kurban dinikmati bersama baik oleh orang yang berkurban maupun orang-orang miskin di sekitarnya.
“Kenapa orang yang berkurban juga dianjurkan untuk mengambil sebagian kecil daging hewan qurban, dan sebagian besar disumbangkan untuk masyarakat miskin dan kurang mampu, agar bisa sama-sama ikut merasakan dan menikmati daging hewan yang dikurbankannya,” jelas Tgk. Bukhari.
Karenanya, berkurban semestinya bisa mempertajam kepekaan dan tanggungjawab sosial. Dengan menyisihkan sebagian pendapatan untuk berkurban, diharapkan timbul rasa kebersamaan di masyarakat sehingga bisa menggalang solidaritas, kesetiakawanan sosial dan introspeksi diri untuk kemaslahatan bersama. (IA)