Rabiul Awwal Bulan Kegembiraan Umat Islam Atas Kelahiran Rasulullah
“Sementara bulan maulid menjadi momen untuk mengawali atau mengulang kembali nilai-nilai mulia dari sosok Nabi yang mulia, karena pada hakikatnya, para pecinta akan patuh terhadap yang ia cintai,” tegasnya.
Ustaz Mujtahid menjelaskan, bulan Rabiul Awwal merupakan bulan kegembiraan bagi umat Muslim atas kelahiran Rasulullah saw.
Sebagai wujud kesyukuran atas nikmat tersebut, maka Allah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk menampakkan kegembiraan sebagaimana firman Allah:
Artinya: “Katakanlah: Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS. Yunus: 58).
Para ulama kemudian menafsirkan makna nikmat yang ada pada ayat tersebut dengan ayat lain di dalam Al-Quran, artinya, “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi (QS al-Anbiya: 107). Maka nikmat terbesar yang berikan kepada kita adalah Rasululullah
“Dalam mengekspresikan kebahagian, setiap daerah, suku, dan bangsa memiliki kecenderungan tertentu. Layaknya masyarakat Aceh yang mengekspresikan kebahagiaan atas kelahiran Rasululullah dengan melakukan kenduri dan pembacaan dalail khairat dan barzanji,” ungkapnya.
Hal tersebut amatlah mulia, karena miliki dasar yang kuat di dalam agama. Begitu juga dengan kecenderungan orang lain yang mengekpresikan kebahagiaannya dengan cara masing-masing.
“Intinya, semua umat muslim berbahagia dengan kelahiran Rasul sang teladan dan pada kesempatan ini kembali mengaktualkan sifat-sifat terpuji Rasulullah dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat,” pungkasnya. (IA)